humassulbar

humassulbar

BONE -- Studi Karya Ilmiah pimpinan OPD Pemprov Sulbar berakhir di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, Sabtu (3/8/2024). Kunjungan tersebut berlangsung di lokasi Budidaya Kepiting Payau di Desa Pallime Kecamatan Cenrana Bone Sulawesi Selatan. Ikut bersama Pj Gubernur Sulsel yakni Kadis Kelautan dan Perikanan Suyuti Marzuki, serta asisten III bidang Adminiatrasi Umum, Amujib, Kadis Sosial Abdul Wahab. Di Kecamatam Cendrana setidaknya ada lima desa yang warganya memelihara budidaya kepiting payau. Kebetulan lokasi mereka umumnnya di tepi sungai Walanae yang melintasi Kabupaten Bone dan Soppeng. Untuk sampai ke lokasi budidaya tersebut, harus menggunakan kapal katinting dengan jarak waktu sekitar 25 menit. Menurut Pj Bahtiar, kedatangan mereka di lokasi tersebut untuk bertemu langsung dengan para warga yang berprofesi sebagai pembudidaya kepiting, dengarkan pengalaman mereka dan penghasilannya. Bukan apanya lanjut Bahtiar, daerah yang sedang dipimpinnya memiliki lahan manggrove yang cukup luas. Bahkan menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan , Suyuti Marzuki, jumlah lahan yang ditumbuhi pohon bakau di Sulawesi Barat dalam ekosistem mangrove seluas 3.324 hektare terdiri dari 527 hektare di dalam kawasan hutan dan 2.797 hektare di luar kawasan hutan. Walaupun memiliki lahan yang luas namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga Sulbar. Untuk itulah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemprov Sulbar akan mendorong lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pentingnya pemanfaatan kawasan Mangrove di Sulbar akan dimanfaatkan oleh nelayan pada musim hujan. Pj Bahtiar bilang, jika pada musim hujan maka nelayan Sulbar tidak bisa beraktivitas untuk mencari ikan di laut lepas karena faktor cuaca. Sehingga memanfaatkan kawasan mangrove untuk memelihara kepiting bayau adalah solusi yang tepat bagi nelayan. Sementara itu Kadis Kelautan, Suyuti Marzuki mengatakan , pihaknya telah mendata kawasan manggrove yang akan digunakan untuk melepas kepiting payau yang didapatkan dari kawasan budidaya kepiting payau di Bone. "Ini saya telah membawa kepiting bakau dari Bone. Lumayan untuk memulai pemanfaatan kawasan mangrove di…

WAJO -- Hari kelima Studi Karya Inovasi Pemprov Sulbar berlangsung di lokasi penangkaran Ikan Sidat di Abbanuange Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, Sabtu (3/7/2024). Ikut mendampingi Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Bahtiar yakni Asisten III bidang Adminisitrasi Umum, Amujib, Kadis Kelautan dan Perikanan Suyuti Marzuki, Kadis Sosial Abdul Wahab dan sejumlah OPD lainnya. Rombongan Pemprov Sulbar ini diterima oleh Pj Bupati Wajo Andi Bataralifu, Camat setempat serta penyuluh perikanan. Kedatangan mantan Pj Gubernur Sulsel ini disambut oleh ratusan warga setempat bahkan sempat dijamu makanam khas setempat. Arwan , penyuluh perikanan Kabupaten Wajo menjelaskan bahwa penangkaran ikan sidat di tempat ini dikelolah oleh Haji Malla, yang sekaligus bertindak sebagai pengumpul ikan sidat. Warga di kecamatan tersebut sudah lama berprofesi sebagai pencari ikan sidat. Mereka lalu menjualnya ke H.Malla. Bukan hanya warga setempat yang menjual ikan sidat nya ke H.Malla tetapi hampir semua nelayan ikan sidat di Kabupaten Sidrap, Bone dan Soppeng datang menjual nya ke tempat penangkaran milik H Malla. Menurut Arwan ikan sidat tersebut tidak dijual dalam keadaan mati. Para nelayan membawanya dalam keadaan masih hidup kemudian disterilkan di penangkaran. Harga perkilonya mencapai 100 ribu sementara dalam satu ekor dapat mencapai 5 hingga 6 kilo. Pj Bahtiar mengaku sengaja datang ke Wajo sebab di Sulawesi Barat juga tak kalah banyaknya pencari jenis ikan sidat. Hanya saja warga menjualnya masih sangat murah. Beda halnya dengan di Wajo yang jalur ekonominya sudah terbuka. 'saya datang di daerah yang mana satu satunya di pulau Sulawesi yang mempunyai komunitas nelayan tangkap ikan sidat yang orang Bugis dan Mandar sebutnya Massapi. Ini adalah jenis kualitas ekspor dan memiliki protein tinggi" ungkap Pj Bahtiar. Ikan ini banyak diminati oleh warga negara maju seperti China, Jepang, Singapura serta negara asian lainnya. Namun ikan ini sama halnya dengan ikan Salmon yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan. Siklus hidup ikan…

MAMUJU - Penerbangan rute Mamuju-Kalimantan Timur dan sebaliknya akhirnya kembali beroperasi pada tanggal 16 Agustus 2024. Sebelumnya penerbangan ini ditunda dari 1 Agustus 2024 menjadi 16 Agustus 2024. Akan tetapi penerbangan ini hanya 3 kali sepekan sambil melihat perkembangan penumpang ke depan. Hal tersebut, disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Sulbar Maddereski Salatin. Dia mengatakan, sejak tanggal 30 Juli 2024 kemarin maskapai sudah mendapatkan izin terbang. Atas arahan Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin, Dishub Sulbar melakukan kordinasi dengan pihak maskapai, direktorat kementerian Perhubungan RI dan pihak bandara Tampapadang. Pj Bahtiar juga imbau dishub Pemprov Sulbar agar melakukan support atas pembukaan jalur penerbangan tersebut termasuk memantau setiap saat. Menurutnya, informasi dari maskapai Wings Air penerbangan akan dilakukan tiga kali seminggu. "Izin terbang ini dikeluarkan Menteri Perhubungan, pada prinsipnya izin terbangnya itu diberikan untuk penerbangan setiap hari," kata Maddereski, Sabtu 3 Agustus 2024. Akan, tetapi pihak maskapai ingin melihat dulu potensi pasar, sehingga penerbangan dilakukan tiga kali dalam seminggu. "Jadi tiga kali seminggu dulu penerbangan sama dengan rute Mamuju-Makassar. Dicoba dulu seberapa besar minat penumpang," ungkapnya. Sehingga, secara bertahap maskapai melakukan penerbangan untuk rute Mamuju-Kaltim. "Tapi izinnya setiap hari. Jadi tergantung maskapainya kalau minat penumpangnya banyak maka akan dilakukan setiap hari," ujarnya. Selain itu, Pemprov Sulbar akan mensupport maskapai agar penerbangannya lancar. "Kita akan support salah satunya akan membuat banyak event di Sulbar. Dengan demikian akan banyak datang ke Sulbar," imbuhnya. Selain itu dari pihak Bandara Tampapadang Mamuju juga sudah menyampaikan jadwal penerbangan rute Mamuju - Balikpapan. "Betul. Sudah bisa dicek di traveloka dan aplikasi lainnya" ujar Humas Tampapadang. Memang di traveloka dan aplikasi lainnya, sudah tercantum jadwal penjualan tiket mulai 16 Agustus 2024. Dalam jadwal tersebut penerbangan Mamuju Balikpapan pada pukul 10.50 wita dengan harga tiket Rp.1.315.258. (Rls)

BARRU -- Provinsi Sulawesi Barat merupakan daerah yang memiliki laut terluas di tanah air yakni 600 kilometer yang mengapit lima kabupaten di bekas Provinsi Sulawesi Selatan tersebut. Dari jumlah luasan lautan itu maka selayaknya provinsi Sulbar layak menjadi daerah yang maju dalam hal ekonomi biru atau pendapatan perekonomian yang berasal dari kelautan. Hal inilah yang menjadi kegelisahan bagi Pj Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin, bagaimana cara agar perikanan dan kelautan dapat maju pesat di Sulbar. Salah satu terobosan yang kini dilakukan oleh Pj Bahtiar adalah memboyong seluruh pimpinan OPD Pemprov Sulbar ke PT Bogatama Marinusa atau dikenal sebagai PT Bomar, perusahaan teknologi budidaya udang modern. Yaitu transformasi dari metode kolam tanah menjadi sistem bioflok canggih. Hasilnya, bisa diterapkan pembudidayaan di berbagai lokasi termasuk pelabuhan. Perusahaan ini satu satunya perusahaan eksportir udang terbesar di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Salah satu hasil dari kunjungan ini, pihak PT Bomar berjanji akan membeli udang yang berasal dari Sulbar bahkan dalam waktu dekat akan melakukan MOU dengan Pemprov Sulbar untuk membangun ekosistem bisnis udang di Sulbar. Di perusahaan inilah Bahtiar membawa seluruh pimpinan OPD Sulbar seperti Sekprov Sulbar Muhammad Idris dan OPD lainnya. Seperti Asisten I bidang Pemkesra Setda Sulbar, Muh .Jaun, Asisten II bidang Ekbang, Muchtar, Asisten III Amujib, Kepala Bapperida , Junda Maulana, Kadis Sosial Abdul Wahab, Kadis PU , Rachmad, Kadis Pendidikan Mithar, Kadis Lingkungan Hidup , Zulkifli, Manggazali, Kadis DKP , Suyuti Marzuki, Kadis DP3KB, Amir, Kepala Dinas Perhubungan, Maddareski Mereka diterima langsung oleh Direktur Utama PT Bogatama Marinusa Chin Tigor Chendar, Jumat (2/7/2024). Saat menerima rombongan Tigor sangat bersemangat menyambut kehadiran kembali Pj Gubernur Bahtiar. "Saya sangat kagum pada Pak Bahtiar, sangat progresif dimana beliau melibatkan stakeholder untuk memahami industri ini. Menyatukan langkah, pendapat. Kami dari PT Bomar tentu mengharapkan dan mendoakan Sulbar akan menjadi sentra…

BARRU -- Upaya Pj Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin menjadikan Sulawesi Barat sebagai provinsi yang mandiri dari aspek pertanian terus digalakkan. Setelah mengajak para pimpinan OPD dan pejabat teras Sulbar ke Bulukumba, kali ini Pj Bahtiar memboyong OPD nya ke Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Di daerah tersebut terdapat kawasan di mana warganya menanam nenas madu yang sudah di ekspor ke luar negeri. Tempatnya di Desa Jangan Jangan Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Pj Bahtiar sendiri sudah tiga kali mendatangi lokasi tersebut termasuk telah memberikan 300 ribu bibit nenas gratis yang sudah ditanami oleh warga. Menurut Achmad HT Kadis Pertanian & Hortikultura Barru awal mula warga mulai menanami lahan di atas 150 hektar adalah Hasman petani milenial yang kini sudah berusia 24 tahun. Pendapatan sekali panen mencapai 250 hingga 300 juta perhektar. Saat ini warga sudah menanam 50 hektar di atas lahan pebukitan tersebut. "Pembeli yang datang ke sini pak. Mereka membawa mobil dan membeli dalam jumlah banyak" ungkap Achmad HT yang diamini oleh para petani nenas. Hal inilah yang mendasari Pj Bahtiar mengajak OPD Sulbar agar bisa menjadi pemicu menjadikan nenas sebagai salah satu produk pertanian di daerah ini. Apalagi Ph tanah Sulbar sangat subur dan memiliki kesamaan dengan kawasan nenas di Barru. "Daerahnya kurang lebih sama yakni pebukitan dan tanahnya sama. Malah di Sulbar merata untuk ukuran lahan. Apalagi di Kabupaten Mamasa" ujar Bahtiar di hadapan petani dan para OPD Sulbar di Barru, Jumat (2/8/2024). Menurut Bahtiar, masyarakat di Sulbar harus menanam dalam jumlah besar agar bisa menjadi sumber penghasilan baru. "Harus ditanam yang banyak supaya produksinya besar, supaya ini bisa menjadi sumber kehidupan masyarakat Sulbar," terangnya. Sementara itu Sekda Provinsi Sulbar Muh.Idris yang mengikuti studi karya inovasi ini mengaku terkesan melihat pola perkebunan yang ada di Kabupaten Barru Sulsel. Walaupun sebenarnya sudah ada beberapa petani yang menanam…

BARRU -- Kunjungan Studi Karya Inovasi oleh pimpinan OPD Pemprov Sulbar berlangsung di Peternakan Sapi Bali di Kabupaten Barru. Selain dihadiri oleh Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin, Sekprov Sulbar Muhammad Idris juga OPD lingkup Pemprov Sulbar lainnya. Hadir juga mendampingi Asisten I bidang Pemkesra, Muh.Jaun , Asisten II bidang Ekbang, Muchtar, Asisten III bidang Administrasi Umum, Amujib, Kepala Bapperida Junda Maulana, Kadis Sosial Abdul Wahab, Kadis PU , Rachmad, Kadis Pendidikan Mifthar, Kadis Lingkungan Hidup , Zulkifli, Kadis DKP Suyuti Marzuki, Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Amir, Kepala Dinas Perhubungan, Madareski serta sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemprov Sulbar Pj Bahtiar bersama rombongan OPD Sulbar diterima oleh Dinas Peternakan Pemprov Sulsel dan Dinas Pemkab Barru. Hadir juga pemilik lahan peternakan Zulkifli bersama peternak lainnya. Termasuk sejumlah mahasiswa Unhas yang sedang melakukan penelitian terhadap pengembangan hewan sapi Bali di Barru. Menurut Zulkifli, usaha yang dia lakukan sudah tidak beternak secara alami tetapi telah melibatkan dinas peternakan dan dari Universitas Hasanuddin. Termasuk inseminasi buatan yang menjadi program saat Bahtiar Baharuddin menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Selatan. "Saat Idul Adha 2024 lalu kami jual sebanyak 231 ekor. Harganya bervariasi, minimal 15 juta perekor paling tinggi 25 juta" kata Zulkifli dari total penjualannya tersebut peternak mendapat keuntungan mencapai Rp. 200 juta. Menurut Zulkifli, peternakan yang dia lakukan bukan hanya jual beli tetapi mulai dari pembibitan, budidaya dan penggemukan. Semua kata dia melalui teknologi dan pendampingan dari pemerintah. Sementara itu menurut Asisten III Pemprov Sulbar Amujib, dengan hadirnya para pimpinan OPD di Kabupaten Barru akan mendapatkan inspirasi dengan altermatif inovasi sesuai dengan potensi kita di sulbar. "Sepulang kami dari sini, studi inovasi ini. Untuk kita bisa tularkan kepada masyarakat Sulbar. Yang berbeda dari Sulbar sebab di sini ada keterlibatan dari Dinas Peternakan. Mulai dari pendampingan hingga penjualannya. Dan itu dilakukan nanti pada zamannya Pak Bahtiar sebagai…

MAKASSAR - Kepala Dinas Kesehatan Sulbar drg Asran Masdy mengunjungi Athala Dwi Putra seorang anak yang menderita penyakit ginjal bocor sejak berumur 2 tahun di rumah sakit Wahidin, Kamis 1 Agustus 2024. Kunjungan tersebut untuk memberikan semangat kepada Athala bersama keluarganya. Sekaligus, berkordinasi kepada pihak RS Wahidin agar layanan kesehatannya terpenuhi. "Tadi ini baru saja saya kunjungi Athala untuk memberikan semangat dalam berobat," kata drg Asran. Saat berkunjung , Athala sangat bahagia dan ceria bisa dikunjunginya. Dirinya juga memberikan bantuan kebutuhan di rumah sakit selama dirawat. "Saya tadi habis dari Jakarta ada pertemuan di Kementerian dalam evaluasi penanganan Stunting. Sampai di Makassar langsung kunjungi Athala," bebernya. Selain itu, drg Asran juga meminta kepada pihak Wahidin agar ditangani dengan baik, sehingga Athala bisa mendapatkan perobatan maksimal. "Saya tadi titipkan pesan pihak RS agar ditangani secara khusus. Semoga ananda Athala bisa sembuh dari penyakitnya," tandasnya. Sebelumnya, juga Pejabat (Pj) Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, dalam kunjungannya ke rumah Athala Dwi Putra, seorang anak yang menderita penyakit ginjal bocor sejak berumur 2 tahun. Kunjungan ini merupakan wujud perhatian dan kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar terhadap kesehatan seluruh warganya. Pj. Gubernur Sulbar juga didampingi sejumlah pejabat lingkup Pemprov Sulbar lainnya dalam kunjungannya ke rumah Athala Dwi Putra, di Desa Tangnga-Tangnga, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Jumat 19 Juli 2024. Athala, yang kini berusia 5 tahun, telah mengalami pembesaran perut yang semakin hari semakin memburuk akibat penyakit ginjal bocor yang dideritanya. Kondisi ini memerlukan perhatian dan penanganan medis yang intensif serta dukungan dari berbagai pihak. Pj. Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin menyatakan Pemprov Sulbar berkomitmen untuk memberikan perhatian dan bantuan yang maksimal bagi Athala dan keluarganya.(rls)

BANTAENG -- Studi Karya Inovasi Pemprov Sulawesi Barat berlanjut di Kabupaten Bantaeng, Rabu (1/8/2024). Dalam kunjungan ke Bantaeng, Pj Gubernur Sulbar Pj Bahtiar Baharuddin membawa sejumlah kepala OPD ke kawasan smelter PT Huadi Bantaeng Industrial Park (HBIP). Mereka yang ikut seperti Asisten 1 bidang Pemkesra Setda Sulbar, Muh Jaun, Asisten II bidang Ekbang, Muchtar, Kadis PU Rachmat, Kadis Sosial Abdul Wahab, Kadis Pemuda dan Olahraga Safaruddin, Kadis DKP Suyuti Marzuki, Kepala Bapperida Junda Maulana, Kadis Perhubungan , Andi Farid Amri, serta Kepala BPKPD Sulbar, Masriadi, Kepala Dishub , Maddareski Mereka diterima oleh perwakilan Direktur PT Huadi Lily Dewi Candigenara, perwakilan Owner PT Huedi Yos dan Sekda Pemda Bantaeng. Pada pengantarnya Pj Bahtiar mengatakan, bahwa dirinya sengaja memboyong OPD Sulbar ke Huadi Bantaeng sebab daerah ini pernah menjadi kawasan yang tandus dan gersang kemudian berkembang seperti sekarang ini. Salah satu faktornya karena hadirnya investasi seperti PT Huedi yang telah mempekerjakan 85 persen warga lokal Bantaeng. Hal tersebut diamini oleh Sekda Bantaeng Muh.Rivai Nur. "Dulu daerah ini sangat tandus. Zaman pak Nurdin Abdullah kita buka KIBA, Kawasan Industri Bantaeng. Kalau ada investor, kita yang datangi. Bawa laptop, printer dan kami presentasi. Perintahnya Pak NA, jangan pulang sebelum terbit izin prinsip" ungkap Rivai. PT Huadi adalah perusahaan smelter yang berdiri di atas lahan 100 hektar yang masuk dalam Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Pihak Huadi membeli bahan baku nikel berasal dari perusahaan tambang di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Sejak kehadirannya di Bantaeng perusahaan ini memberikan pemasukan 5 miliar perbulan ke kas Pemda Bantaeng. Sementara itu pihak Direktur PT Huadi Lily Dewi mengatakan kehadiran mereka di Bantaeng semula tak pernah dilirik oleh investor termasuk owner PT Huadi sendiri. Tetapi faktor pemerintahannya terutama kepala daerah nya yang memberikan jaminan dan kepercayaan kepada investor. Mulai dari pelayanan dan sumber daya manusia. Lily menilai kehadiran pemerintah Sulawesi…

Mamuju-Berdasarkan surat Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Periode Dasarian I Agustus 2024 pada tanggal 31 Juli 2024 Stasiun Meteorologi Tampa Padang dan BMKG Wilayah IV Makassar, Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah menyampaikan, saat ini indeks ENSO berada pada kondisi Netral (+0.11), dan diprediksi kondisi Netral berpotensi menuju La Nina mulai periode Agustus 2024. Sedangkan kondisi IOD berada pada status Netral, diprediksi IOD Netral akan berlangsung pada periode Agustus 2024 hingga Januari 2025. Monsun Australia diprediksi terus aktif hingga Dasarian II Agustus 2024 dengan intensitas sama dengan klimatologisnya. Hingga Dasarian III Juli 2024 terdapat ZOM (Zona Musim) yang telah memasuki musim kemarau meliputi Kabupaten Majene bagian Selatan dan Polewali Mandar bagian Barat sedangkan sisanya masih berada pada musim hujan. Prakiraan Cuaca 10 Harian : a. Prakiraan Cuaca tanggal 01 Agustus 2024 berpotensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Majene (Malunda dan Ulumanda), Kabupaten Mamuju (Bonehau), dan Kabupaten Mamuju Tengah (Topoyo dan Tobadak). b. Prakiraan Cuaca tanggal 02 Agustus 2024 berpotensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Mamuju (Mamuju, Tapalang, Bonehau dan Kalumpang), dan Kabupaten Mamuju Tengah (Karossa, Tobadak, dan Topoyo). c. Prakiraan Cuaca tanggal 04 Agustus 2024 berpotensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Mamuju (Bonehau), Kabupaten Mamasa (Aralle, Buntumalangka, dan Tabulahan), dan Kabupaten Mamuju Tengah (Topoyo dan Karossa). d. Prakiraan Cuaca tanggal 05 Agustus 2024 berpotensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Mamasa (Aralle, Mambi, Mehalaan, Bambang, Buntumalangka, dan Tabulahan). e. Prakiraan Cuaca tanggal 07 Agustus 2024 berpotensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Polewali Mandar (Polewali, Binuang, Wonomulyo, Anreapi, Matakali, dan Tapango), Kabupaten Mamuju (Tommo), Kabupaten Mamuju Tengah (Tobadak). f. Prakiraan Cuaca tanggal 08 Agustus 2024 berpotensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Mamuju (Simboro, Tapalang, dan Tapalang Barat). g. Prakiraan Cuaca tanggal 09 Agustus…

MAMUJU - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan rapat persiapan orientasi bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulbar, Kompleks Kantor Gubernur Sulbar pada Selasa (30/7/2024). Pertemuan ini dihadiri tiga Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sulbar, yakni Kepala BPSDM Farid Wajdi, Kepala BKD Bujaeramy Hassan, dan Plt. Kepala Biro Organisasi Subuki Fahresi. Kepala BPSDM Sulbar, Farid Wajdi mengatakan, PPPK mempunyai hak untuk mendapatkan pengembangan kompetensi. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manejemen PPPK. Farid Wajdi menjelaskan, berdasarkan ketentuan Pasal 39 sampai dengan Pasal 44 PP PPPK diatur bahwa setiap PPPK berhak mendapatkan pengembangan kompetensi paling lama 24 Jam Pelajaran dalam satu tahun masa perjanjian kerja. "Selain pengembangan kompetensi PPPK wajib mengikuti orientasi sejak awal penerimaan dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pemerintah, hal ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai, tugas, dan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada PPPK," ujarnya. Ia mengungkapkan, PPPK yang ada sekarang berjumlah 1.717 terdiri dari Tenaga Pendidikan (guru) 1.635 orang, Tenaga Kesehatan 28 orang dan Tenaga Teknis lainnya 54 orang. "Namun, sampai saat ini mereka belum mendapatkan orientasi sesuai dengan peraturan pemerintah disebabkan keterbatasan anggaran yang dialokasikan," ungkapnya. Dari hasil pertemuan tiga Kepala OPD tersebut disepakati, semua PPPK Pemprov Sulbar wajib mengikuti orientasi, dan akan menjadi syarat untuk dapat diangkat dalam perpanjangan kontrak berikutnya. Terkait anggaran untuk pelaksanaan orientasi PPPK dapat diatasi dengan menggunakan daring, dengan biaya nol rupiah. "Orientasi ini diharapkan agar PPPK memiliki kompetensi yang tinggi, berpengetahuan, berketerampilan, bersikap, dan berperilaku sesuai nila-nilai dasar ASN, antara lain berakhlak, berkinerja, berdaya saing, serta berorientasi pada pelayanan publik yang berdampak," jelas Farid Wajdi. Meteri orientasi PPPK dianggap penting karena mendukung upaya integrasi dan adaptasi dengan lingkungan kerja baru. Menanamkan semangat, komitmen kerja, serta loyalitas sebagai ASN dalam pelaksanaan tugas…