
Doa dan Dzikir Kebangsaan, Lintas Agama Serukan Menjaga Daerah dengan Persatuan
Mamuju - Kementerian Agama Sulbar bersama Pemprov, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga tokoh pemuda melaksanakan doa dan dzikir kebangsaan di Aula Kantor Kemenag Sulbar, Senin 1 September 2025. Hadir...

Panja DPRD Sulbar Kunjungan Kerja ke Kalsel, Gali Informasi...
Banjarmasin – Panitia Kerja (Panja) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel), Rabu...

Hasil-hasil survei internasional sering menunjukkan bahwa dalam hal yang baik, angka untuk Indonesia cenderung rendah, tetapi dalam hal yang buruk cenderung tinggi.
Contoh, data Tranparency International menunjukkan persepsi tentang tingkat korupsi di sektor publik, dari 177 negara dan dengan 177 skor, Indonesia berada di rangking 114 dengan skor 32.
Ini di bawah Ethiopia yang berada pada posisi 111.
Masyarakat Indonesia sendiri merasa resah melihat perilaku, sikap serta mentalitas kita yang saling serobot di jalan raya, tak mau antre, kurang penghargaan terhadap orang lain. Serangkaian FGD (kelompok diskusi terfokus) di Jakarta, Aceh, dan Papua yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Revolusi Mental Rumah Transisi juga menggambarkan keresahan masyarakat tentang karakter kita sebagai bangsa.

Sub Nilai | |
---|---|
Kewargaan | |
Dapat Dipercaya |

Sub Nilai | |
---|---|
Profesional | |
Mandiri | |
Kreatif |

Sub Nilai | |
---|---|
Saling Menghargai | |
Gotong Royong |

- Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.
- Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah
- Harus bersifat lintas sektoral.
- Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah.
- Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik.
- Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan (popular) bagi seluruh segmen masyarakat.
- Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individual).
- Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

Revolusi mental bermula dari ajakan Presiden Jokowi sebagai pemimpin bangsa Indonesia untuk mengangkat kembali karakter bangsa yang telah mengalami kemerosotan dengan secepat-cepatnya dan bersama-sama (revolusioner).
Karena itu Revolusi Mental mula-mula digerakkan oleh Presiden dan didukung oleh suatu konsorium yang terdiri dari para tokoh nasional (birokrasi pemerintah, dunia usaha, tokoh agama, akademisi, seniman, budayawan, dan masih banyak lagi).
Gerakan ini diharapkan akan terus menyebar menjadi gerakan-gerakan masyarakat di tingkat lokal dan komunitas di seluruh Indonesia.
Penggerak Revolusi Mental adalah kita, seluruh bangsa Indonesia.

10 Hari Pelatihan DLA, Tingkatkan Kompetensi Digital...
Mamuju --Pelatihan Digital Leadership Academy (DLA) pejabat eselon II Pemda se Sulbar mulai dilaksanakan, Senin 6 Oktober 2025. Acara pembukaan dilaksanakan secara hibrid oleh Menteri Komdigi,...

Data Statistik Sektoral 2021
LINK: BUKA DATA

Gubernur Sulawesi Barat dukung Proper Sdr. Amram
Gubernur Sulawesi Barat, H.M. Ali Baal Baal Masdar menyatakan dukungan terhadap Proyek Perubahan tentang Strategi Peningkatan Sistem Akuntabilitas KInerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang digagas Sdr....
Program Pemerintah
