Mamasa — Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Junda Maulana, mendampingi Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), bersama jajaran Forkopimda Sulbar dalam kegiatan retret pejabat pimpinan tinggi pratama lingkup Pemerintah Kabupaten Mamasa yang digelar di Kodim 1428 Mamasa, Jumat, 21 November 2025.
Retret ini diikuti oleh 26 pejabat eselon II yang baru saja dilantik dan akan berlangsung selama tiga hari. Pemerintah Provinsi Sulbar, bersama Forkopimda, hadir sebagai bentuk dukungan sekaligus menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.
“Hari ini saya mendampingi Bapak Gubernur dan Forkopimda hadir di Mamasa untuk memenuhi undangan Pemerintah Kabupaten Mamasa yang melaksanakan retret bagi 26 pejabat pimpinan tinggi pratama yang baru dilantik,” ujar Junda Maulana.
Menurutnya, retret menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi diri (muhasabah) dan kontemplasi terhadap kondisi pemerintahan yang ada saat ini, guna menentukan langkah perbaikan ke depan.
“Retret ini menjadi ruang merenung, melihat kondisi ideal yang ingin dicapai, mengetahui persoalan, lalu menyamakan persepsi untuk menyelesaikan masalah yang ada,” jelasnya.
Junda menekankan pentingnya sinkronisasi program antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten. Ia menyebut, jika secara nasional terdapat Asta Cita dan di tingkat provinsi terdapat program Pancadaya, maka Kabupaten Mamasa juga memiliki visi “Mamasa Mamese” (maju, mandiri, dan sejahtera) yang harus dijabarkan dalam kerja nyata.
Salah satu persoalan krusial yang disoroti adalah masih rendahnya tingkat kepuasan publik di Mamasa yang disebut hanya berada di angka 20 persen. Gubernur Sulbar, lanjut Junda, menargetkan agar kepuasan publik dapat ditingkatkan minimal menjadi 75 persen melalui perbaikan kualitas pelayanan publik.
“Pejabat OPD yang baru dilantik harus berkolaborasi, tidak bisa lagi bekerja sendiri-sendiri. Kuncinya adalah sinergi dan kepemimpinan yang kuat,” tegasnya.
Dari sisi ekonomi, pertumbuhan Kabupaten Mamasa pada triwulan pertama hanya berada di kisaran 1 persen. Namun terdapat indikasi kenaikan di triwulan keempat hingga mendekati 3 persen. Hal ini dinilai sebagai sinyal positif adanya pergerakan ekonomi, terutama di sektor pariwisata.
“Pariwisata mulai bergerak. Bahkan destinasi ‘negeri di atas awan’ yang dibangun Pak Bupati sudah terbooking penuh sampai 5 Januari. Ini tanda bagus. Tinggal bagaimana sektor pertanian juga bisa digerakkan lebih optimal,” ungkap Junda.
Di sisi lain, angka kemiskinan di Mamasa masih berada di sekitar 13 persen, masih jauh di atas target Provinsi Sulbar yang berada di angka 5–6 persen. Oleh karena itu, percepatan penurunan kemiskinan menjadi salah satu fokus utama yang harus segera ditangani melalui program lintas sektor.
Pada sesi malam hari, Junda Maulana dijadwalkan memberikan materi terkait kepemimpinan, sinkronisasi program pusat dan daerah, serta langkah-langkah strategis dalam mendukung 12 program strategis nasional ditambah satu program strategis Provinsi Sulbar, yakni PASTIPADU.
“Kita berharap melalui kegiatan ini akan terbangun kolaborasi dan sinergi yang lebih kuat, guna mempercepat pencapaian target pembangunan dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat, khususnya masyarakat Mamasa,” tutupnya. (Rls)
