25 Nov 2025

Peringati Hari PPOK, RSUD Sulbar Dorong Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis Lewat Edukasi Kesehatan

 

Mamuju - Dalam rangka memperingati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) bersama Dokter Spesialis Paru dr. Dewi Kartikaningsih, melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan kepada pasien, keluarga pasien, dan pengunjung rumah sakit di Ruang Tunggu Pendaftaran RSUD Sulbar, Senin 24 November 2025.

 

Kegiatan ini menjadi langkah nyata RSUD Sulbar dalam memperkuat pelayanan promotif dan preventif, sekaligus mendukung Panca Daya ke-3: Membangun Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berkarakter, yang digagas oleh Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakilnya Salim S. Mengga.

 

Melalui edukasi ini, rumah sakit berupaya meningkatkan literasi kesehatan masyarakat agar mampu memahami, mencegah, dan mengelola PPOK secara tepat.

 

Dalam sesi penyuluhan, dr. Dewi Kartikaningsih menjelaskan bahwa PPOK didefinisikan sebagai kelainan paru heterogen yang ditandai dengan keluhan respirasi kronik (sesak napas, batuk, produksi dahak) dikarenakan abnormalitas saluran napas (bronkitis, bronkiolitis) dan/atau alveoli (emfisema) yang menyebabkan hambatan aliran udara yang persisten dan seringkali progresif.

 

Data WHO pada tahun 2002, PPOK menempati urutan ke-5 sebagai penyebab utama kematian di dunia. Diperkirakan pada tahun 2030 akan menjadi penyebab kematian ke-3 di seluruh dunia setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. 

 

Adapun faktor resiko PPOK : asap rokok, polusi udara di dalam dan luar ruangan, usia dan jenis kelamin, genetik: Defisiensi Alfa- 1 antitriptilin, gangguan bersihan mukosiliar, respon imunologis individu, tumbuh kembang paru, sosial ekonomi dan infeksi paru berulang.

 

Komplikasi PPOK : gagal nafas, infeksi berulang, hipertensi pulmonal, cor pulmonal, gagal jantung kongestif dan pneumotoraks.

 

Deteksi Dini PPOK : 

 

1. Kelompok Individu berisiko : 

Mempunyai riwayat pajanan : rokok, polusi udara, lingkungan tempat kerja, usia pertengahan, mempunyai gejala batuk berdahak, sesak berlangsung lama dan semakin berat, termasuk ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar/kompor minyak tanah.

 

2. Kelompok Masyarakat : 

Kelompok masyarakat yang bekerja atau tinggal di daerah: pertambangan (batu, batu bara, asbes), pabrik (bahan baku asbes, baja, mesin, testil, kapas, dll), penghalusan batu, pembuatan logam keras, penggergajian kayu, daerah pasca erupsi gunung berapi, daerah kebakaran hutan, polantas dan karyawan penjaga pintu tol dll.

   

Kegiatan berjalan dengan lancar dan peserta antusias mengikuti penyuluhan dengan mengajukan pertayaan ke pemateri.

 

Direktur RSUD Sulbar, dr. Musadri Amir Abdullah menegaskan pihaknya terus berkomitmen untuk tidak hanya memberikan pelayanan kuratif, tetapi juga promotif dan preventif melalui edukasi kesehatan masyarakat yang berkelanjutan.

 

Naskah : RSUD Sulbar

Editor : Tim Humas Pemprov Sulbar

Read 11 times
(0 votes)
  1. Popular
  2. Recent
  3. Comments