17 Jul 2024

Respon Digitalisasi Jurnalis, BPSDMD Latih Pewarta OPD

 

Mamuju--Merespon perkembangan digitalisasi dan pentingnya branding terkait pelaksanaan kegiatan yang ada di Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan Pelatihan Jurnalistik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar, bertempat di Hotel Grand Putra Mamuju, Selasa 16 Juli 2024.

 

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala BPSDMD Sulbar Farid Wajdi, dan dihadiri oleh 40 ASN Pemprov Sulbar. Menghadirkan narasumber, diantaranya Ketua PWI Sulbar Sulaeman Rahman, Direktur Insight Mandarnesia, Pemimpin Redaksi Daulat Rakyat, Direktur Sulbar Express dan dari News TV.

 

Pelatihan Jurnalistik ini dilaksanakan dengan tujuan melatih para ASN agar mampu membuat berita yang sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Nilai-nilai dasar jurnalisme harus dipahami dan menjadi patokan bagi penulis agar tetap kredibel dan dipercaya masyarakat di tengah kuatnya gempuran informasi hoaks di ruang digital. Nilai dasar itu antara lain memuat fungsi informatif, edukatif, hiburan dan kontrol sosial karena di era digital, praktek jurnalisme menghadapi beberapa tantangan, selain adaptasi terhadap teknologi digital juga kemunculan jurnalisme instan dan informasi hoaks.

 

Kepala BPSDMD Sulbar, Farid Wajdi, dalam sambutannya mengatakan, Pelatihan Jurnalistik ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh ASN dalam bidang jurnalistik.

 

“Ini diharapkan dapat membantu ASN dalam menyampaikan informasi dengan lebih efektif, profesional dan sesuai fakta,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Ketua PWI Sulbar Sulaeman Rahman, dalam materinya menyampaikan bahwa Pedoman Pemberitaan Ramah Anak (PPRA) menjadi point penting yang perlu diketahui oleh setiap jurnalis dari OPD karena dilindungi oleh Peraturan Dewan Pers Nomor 1 Tahun 2019.

 

"Kondisi yang terjadi di era digital ditengarai menciptakan kebebasan Pers yang tidak terkendali karena setiap individu bahkan bisa memproduksi berita sehingga yang diberitakan bisa saja merupakan kabar bohong atau melainkan disinformasi, misinformasi atau malinformasi. Menyikapi hal tersebut, jurnalis harus melakukan kontranarasi oleh media mainstream,” kata Sulaeman.

 

Lanjut, Sulaeman mengatakan, memperkuat sajian informasi dengan data yang akurat merupakan gaya jurnalisme bermutu di tengah gempuran platform media sosial kepada khalayak. 

 

“Jurnalisme digital membutuhkan budaya kerja yang lebih cepat karena ciri media digital adalah kecepatan,” pungkasnya.

 

Penulis : BPSDMD Sulbar 

Editor : humassulbar

Read 161 times
(0 votes)