16 Jul 2024

Dinas TPHP Laksanakan Germas Pembuatan Rubuha di Sulbar, Pengendalian Hama Tikus di Pertanaman Padi

 

Majene -Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melalui UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikutura (BPTPH) ikut melaksanakan Program Gerakan Massal (Germas) Pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di wilayah Sulbar. 

 

Kegiatan ini sebagai salah satu metode pengendalian Hama Tikus yang dicanangkan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI. 

 

Terlihat pada Sabtu (13/07/2024), dalam Germas ini Kepala UPTD BPTPH Dinas TPHP Sulbar Hasdiq Ramadhan bersama dengan POPT Majene serta Tim dari Dinas Pertanian Majene ikut serta melaksanakan pembuatan dan pemasangan Rubuha, tepatnya di Kelompok Tani Mentari Pagi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulbar, sebanyak 3 unit. 

 

Selain di Majene, Germas Pembuatan Rubuha juga dilaksanakan di kabupaten lainnya yang ada di Sulbar, yaitu 1 unit di Kabupaten Mamuju (Kecamatan Tommo), 1 unit di Kabupaten Mamasa (Kecamatan Mamasa), 1 unit di Kabupaten Polewali Mandar (Kecamatan Campalagian), 1 unit di Kabupaten Pasangkayu (Kecamatan Bambalamotu) dan 1 unit di Kabupaten Mamuju Tengah (Kecamatan Pangale). Kegiatan ini diikuti langsung oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan bersama Tim Dinas TPHP Sulbar. 

 

Kepala UPTD BPTPH Dinas TPHP Sulbar, Hasdiq Ramadhan mengatakan, tikus merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama pada tanaman padi yang dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. 

 

Disampaikan, salah satu strategi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk mengendalikan hama tikus dapat dilakukan dengan memanfaatkan peran predator seperti burung hantu (Tyto alba), yang merupakan salah satu spesies burung hantu yang potensial untuk dikembangkan dan dioptimalkan peranannya sebagai musuh alami tikus.

 

“Tikus menjadi makanan utama Tyto alba yakni sekira 99,41 persen. Tyto alba diketahui mampu mendengar dan mendeteksi hama tikus hingga 500 meter dengan daya jelajah hingga 10-12 Km dan berburu tikus untuk dimakan setiap malam dengan jumlah 3-5 ekor” kata Hasdiq, Sabtu (13/07/2024).

 

Ia menambahkan, program pembuatan dan pemasangan Rubuha itu menjadi salah satu gerakan pengendalian yang efektif dan efisien dengan mengelola OPT tikus secara ramah lingkungan dengan memanfatkan peran burung hantu sebagai predator potensial. 

 

Diharapkan kedepannya agar sosialisasi terus menerus disoundingkan kepada masyarakat terkait manfaat Tyto alba sebagai musuh alami yang dapat memberikan prospek yang baik dalam mengendalikan OPT tikus. Selain itu, pemantauan dan pengawasan secara rutin juga terus dilakukan untuk mengetahui perkembangan populasi di tiap daerah sebagai upaya pengembangan Tyto alba.

 

Secara terpisah, Kepala Dinas TPHP Sulbar, Syamsul Ma’rif menyampaikan, kegiatan itu perlu diapresiasi dengan harapan agar terus dilanjutkan bersama seluruh stakeholder terkait sebagai upaya pengendalian hama secara terpadu khususnya OPT tikus yang merupakan OPT utama, sehingga kerugian petani akan mampu diminimalisir. 

 

“Dengan begitu, produksi dan usaha tani pun akan ikut meningkat,” pungkasnya.

 

Penulis : Dinas TPHP Sulbar

Editor : humassulbar

Read 841 times
(0 votes)