29 Mei 2024

Disbun Sulbar Sosialisasikan STDB Kakao kepada Petani Kakao di Mamuju

 

Mamuju--Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) aktif dalam memperkuat sektor kakao di wilayah Sulbar, dengan mengadakan Sosialisasi Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) Kakao, Senin 27 Mei 2024. Kegiatan ini dibuka Kadisbun Sulbar Herdin Ismail.

 

Berlangsung di Wisma Mala'bi Mamuju, kegiatan ini berhasil menarik perhatian 50 peserta dari kalangan petani kakao di wilayah Kalukku, Pokkang dan Guliling.

 

Kegiatan ini diinisiasi sebagai upaya konkret untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao, serta memperkenalkan praktik-praktik terbaik dalam budidaya kakao sesuai dengan standar yang ditetapkan. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari petani kakao pemula hingga yang telah berpengalaman di Kabupaten Mamuju.

 

Kadisbun Sulbar, Herdin Ismail, dalam sambutannya, menekankan pentingnya adopsi STDB Kakao sebagai langkah strategis dalam meningkatkan daya saing komoditas kakao dari Sulbar di pasar global. 

 

"Sosialisasi ini merupakan satu dari sekian banyak langkah dalam memperkuat sektor perkebunan kakao di wilayah kita. Dengan adopsi STDB Kakao, diharapkan petani dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil kakao, serta memperoleh harga yang lebih baik," kata Herdin.

 

Herdin menjelaskan, pentingnya data presisi perkebunan, selain integrasi, diversifikasi tanaman perkebunan dengan tanaman lain seperti pisang, alpokat, sukun atau tanaman jangka pendek agar kesinambungan hidup dapat terjaga.

 

Sementara, Plt. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Sulbar, Agustina Palimbong secara teknis menjelaskan regulasi pedoman pendataan dan penerbitan usaha perkebunan berdasrkan SK Dirjenbun Nomor 37 Tahun 2024. 

“STDB Kakao merupakan kerangka kerja yang mengatur praktik-praktik terbaik dalam budidaya kakao. Standar ini tidak hanya mengarah pada peningkatan produktivitas, tetapi juga pada aspek-aspek kualitas dan keberlanjutan lingkungan,” ucap Agustina.

 

Ia menambahkan, dalam upaya meningkatkan hasil panen dan efisiensi penggunaan sumber daya, budidaya kakao yang berkelanjutan menjadi kunci dalam menjaga lingkungan serta menjaga keberlangsungan produksi dalam jangka panjang. 

 

”Menguraikan bagaimana praktik-praktik seperti agroforestri, penggunaan pupuk organik, dan konservasi tanah dapat diterapkan dalam budidaya kakao,” tambahnya.

 

Selama kegiatan berlangsung, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang teknik budidaya kakao yang efisien dan ramah lingkungan, pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan kebun kakao yang baik, hingga teknik pascapanen yang optimal. Materi disampaikan oleh para ahli dan praktisi di bidang perkebunan kakao, serta dilengkapi dengan sesi tanya jawab untuk memperjelas setiap aspek yang dibahas.

 

Diharapkan, melalui kegiatan sosialisasi seperti ini, sektor perkebunan kakao di Sulbar semakin berkembang dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian daerah serta kesejahteraan petani kakao.

 

Penulis : Disbun Sulbar

Editor : humassulbar

Read 498 times
(1 Vote)