humassulbar

humassulbar

23 Feb 2020

“Sulbar harus sistematis merencanakan pengembangan kompetensi. Sulbar harus punya komitmen untuk membangun standar birokrasi dari dimensi Sumber Daya Manusia agar bisa lebih maju” ungkap Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Dr. Muhammad Idris,M.Si, selepas memberikan kuliah perdana kepada mahasiswa semester 2 pascasajana Universitas Hasanauddin di kampus Merah Tamalanrea, Sabtu (20/02/2020) Menuju Indonesia yang unggul ataupun mewujudkan Sulawesi Barat yag maju dan malaqbi maka pembangunan Sumber Daya Manusia wajib menjadi pengarusutamaan strategi pembangunan. Ada urgensi yang sangat besar dengan peningkatan SDM sebab hal ini akan menjadi kunci utama dalam memenangkan berbagai persaingan antar daerah, Provinsi bahkan global serta mewujudkan profesionalitas dalam memberikan pelayannan publik yang optimal. “Sulbar masih jauh dari kualifikasi minimum terutama sisi kompetensi teknis fungsional. Pegawai kita ada sekitar 5 ribu lebih dan 50 % nya adalah tanaga fungsional guru, kesehatan serta penyuluh. Pendidikan pada level ahli atau strata 2 perlu ditingkatkan agar bisa berdaya saing. Pemprov sudah bekerjasama sejak lama dengan Universitas Hasanuddin. 2019 kerjasama tersebut telah diperpanjang dan ditindaklanjuti oleh Pemprov dengan memberikan tugas belajar kepada 9 ASN,” jelas mantan Deputi LAN itu Kesembilan ASN lingkup Pemprov Sulbar yang mengikuti Prodi Otonomi Daerah tersebut adalah 3 orang berasal dari Bappeda, 2 orang dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah, 2 orang merupakan ASN dari dinas PU, sedangkan Badan Kesbangpol dan Dikbud masing-masing 1 orang. Program magister Otonomi Daerah Universitas Hasanuddin tak lain program pertama di Indonesia yang multidisiplin. Menurut sosok pria kelahiran Majene ini bahwa Otonomi Daerah adalah contoh Prodi di Unhas yang dibutuhkan untuk membangun penguatan otonomi seperti hubungan pusat dan daerah, aspek keuangan daerah, kedudukan level pemerintahan dalam pengelolaan urusan dan yang terpenting adalah capacity building. “saya berharap akan banyak pegawai kita yang akan bergabung dalam prodi ini. Untuk kompetensi lain kita akan cari Prodi terakreditasi A di sejumlah universitas. Kenapa harus akreditasi A, ya.. karena…

Kominfo Sulbar -- Anggota DPR RI, Andi Ruskati Ali Baal melakukan ramah tamah dan makan malam bersama rombongan Fakultas Kedokteran Unhas angkatan 1975 di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Barat, Sabtu 22 Februari 2020. Andi Ruskati Ali Baal yang menyampaikan permohonan maaf Bapak Gubernur Sulawesi Barat yang tidak bisa menjamu secara langsung di tempat ini karena sesuatu dan lain hal, yang mengharuskan Bapak Gubernur berada di Jakarta " Hal itu tidak mengurangi suasana yang sederhana dan penuh rasa kekeluargaan kita bisa bersama-sama berkumpul di rumah jabatan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat," kata anggota DPR Rai itu. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para tamu yang berasal dari beberapa daerah di Pulau Sulawesi, antara lain Provinsi Sulawesi barat, Sulawesi Selatan Sulawesi tenggara, dan Sulawesi Utara " Sebagai tuan rumah saya menyampaikan selamat datang di Provinsi Sulawesi barat, khususnya di Kota Mamuju. Harapan kami , kedatangan bapak-bapak dan ibu-ibu membawa semangat untuk bisa berinvestasi disini dan membangun Sulawesi Barat yang kurang lebih baru berusia 15 tahun ini bersama-sama. Dihadapan para alumni kedokteran yang akan melakukan reuni di Provinsi Sulbar ini, Ruskati juga menyinggung terkait angka stunting di Sulawesi Barat menempati urutan nomor dua di Indonesia. Ia pun meminta kepada alumni kedokteran tersebut di Sulawesi Barat ini turut berperan dalam menurunkan angka stunting, termasuk daerah tertinggal pada sektor kesehatan, karena masih banyak masyarakat yang belum terlalu paham terhadap pola hidup sehat yang baik termasuk kepada anak-anak mereka. Ketua Rombongan Unhas angkatan 1975, dr. Nani mengatakan, dengan mereka melihat Sulawesi Barat ini, konsep yang muncul barangkali tidak lagi berpikir ada apa di Sulawesi Barat, tetapi mereka mungkin akan berpikir yang lebih jauh ke depan, didukung lagi oleh pemindahan Ibukota Indonesia di Kalimantan sudah jelas Mamuju ini menjadi satu pusat persinggahan, dan menjadi penyangga utama daripada Indonesia ini. "Jadi saya informasikan kepada teman-teman 75, bahwa Sulawesi Barat kedepannya…

Kominfo Sulbar-- Pemprov Sulbar menyiapkan ruang isolasi untuk pasien terindikasi virus corona di RSUD Regional Sulbar. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika terdapat pasien yang terpapar oleh virus yang sangat berbaya itu. Memastikan hal tersebut, Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar, didampingi Direktur RSUD Regional Sulbar, dr. Indahwati Nursyamsi, Kepala Dinas Kesehatan Sulbar Muhammad Alief Satria Lahmuddin, Kepala Dinas Kominfo Persandian dan Statistik Sulbar, Safaruddin Sanusi DM, beserta Wakapolda Sulbar, Kombes Pol. Endi Sutendi, Wakajati Sulbar Yulianto, Danlanal Mamuju Letkol Marinir La Ode Jimmy H.R dan Kabinda Sulbar Bagus Suryo Nugroho, melakukan peninjauan secara langsung di RSUD Regional Sulbar, Jumat 14 Februari 2020. Dalam kunjungannya, Wakil Gubernur Sulbar beserta rombongan diperlihatkan ruang isolasi untuk pasien terindikasi virus corona yang berada di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang isolasi penyakit menular lainnya, sekaligus menyaksikan demonstrasi penggunaan pakaian pelindung diri bagi tenaga medis yang akan menangani pasien terpapar virus corona. " Kunjungan bersama rombongan di RSUD Regional Sulbar ini untuk memastikan kesiapsiagaan dalam rangka menghadapi pencegahan virus corona masuk di Sulbar. Bagaimana kita saksikan bersama, alhamdulillah persiapan cukup baik, fasilitas kita sudah punya semua baik ruang isolasi maupun dokter, semuanya sudah siapsiaga. Saya kira satu-satunya yang ada di Sulbar baru RSUD Regional ini,"ucap Enny Enny merasa bersyukur sebab hingga saat ini Sulbar masih aman dari penyebaran virus corona dan berharap mudah-mudahan tidak akan ada. Mengenai adanya informasi yang menyebutkan, bahwa ada warga Sulbar yang terpapar virus corona di Cina, Enny menegaskan, hal tersebut tidaklah benar. "Kita memang ada dua orang, namun mereka bukan menderita atau sakit, tetapi hanya peserta observasi dari natuna yang sudah selasai masa observasinya selama 14 hari dan dinyatakan sudah sehat. Kalau mereka tiba di Sulbar, akan kembali kemasyarakat dan tidak perlu lagi diobservasi di sini," tandas Enny Sehubungan hal tersebut, melalui kesempatan itu, Enny berharap kepada insan…