humassulbar

humassulbar

Kominfo Sulbar -- Pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Sulbar, menyambangi warga terdampak gempa bumi di Desa Tapandullu, Kecamatan Simboro, Mamuju, Rabu 3 Maret 2021. Kunjungan Pengurus BKMT Sulbar yang dipimpin langsung oleh Ketua BKMT Sulbar, Ny. Andi Ruskati Ali Baal, dalam rangka menyalurkan bantuan sembako dan alat keperluan mandi untuk 85 Kepala Keluaga (KK) di desa tersebut. Ketua BKMT Sulbar, Ny Andi Ruskati Ali Baal berharap bantuan yang disalurkan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. Menyadari masih banyaknya warga yang bertahan di tenda-tenda pengungsian, melalui kepala desa setempat, Andi Ruskati berpesan agar masyarakat bisa kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti sedia kala, sebab yang ditakutkan apabila bertahan lama di tenda pengungsian nantinya akan terserang penyakit. "Kami sangat menyadari akibat gempa ini, banyak masyarakat yang ketakutan dan trauma sehingga meninggalkan rumahnya untuk mengungsi atau membuat tenda pengungsian mandiri di depan rumah masing-masing. Kita harus kuat, mari kita bangkit kembali untuk mengembalikan roda perekonomian,"ajak Andi Ruskati Sekaitan dengan kondisi saat ini, dimana masih berada dalam pandemi Covid-19, Andi Ruskati pada kesempatan tersebut juga mengajak masyarakat untuk melawan covid-19, salah satu caraya adalah melakukan vaksin. Ia pun sedikit memberikan informasi kepada masyarakat tentang golongan usia yang dapat diberikan vaksin, serta tahapan-tahapan vaksin bekerja dalam tubuh. "Kita harus beranikan diri untuk divaksin, jangan takut agar kita bisa memutus mata rantai covid 19. Mudah-mudahan kita selalu diberikan kesehatan yang melimpah agar terhindar dari segala macam penyakit,"harap Andi Ruskati yang juga Ketua TP. PKK Sulbar Selain itu, juga mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan selalu memperhatikan 3M, (Memakai Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) Kepada para kepala desa, Andi Ruskati meminta supaya mensosialisasikan tentang vaksin covid-19 kepada masyarakatnya masing-masing. Kepala Desa Tapandullu, Rahmat mewakili masyarakatnya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan perhatian di desanya dengan memberikan bantuan. Dihari…

Kominfo Sulbar -- Pada masa transisi darurat ke pemulihan bencana , pemerintah berupaya mempercepat progres pendataan terutama bagi rumah-rumah warga yang terdampak gempa bumi pada 15 Januari lalu "Saat ini bagaimana konsen dan perhatian kita untuk pendataan terutama rumah-rumah warga kita yang terdampak berdasarkan SK Bupati Mejene, Mamuju dan juga Mamasa. Insya Allah yang kami sepakati itu adalah progres percepatnnya, kalau bisa pendataan ini 10 hari semuanya selesai,"kata Idris saat di wawancara usai mengikuti tindaklanjut rapat monitoring dan evaluasi terpadu bersama Tim Satgas Transisi Darurat Kepemulihan Pasca Gempa Bumi Sulbar, Selasa 2 Maret 2021. Pada kesempatan itu, Idris menyampaikan perkembangan proses pendataan rumah-rumah warga yang terdampak di tiga kabupaten, yakni Majene, Mamuju dan Mamasa. Menurut Idris, proses pendataan di Kabupaten Majene hingga saat ini sudah hampir final dan kabupaten Mamasa lebih cepat selesai sebab jumlah rumah warga yang terdampak sedikit. sedangakan kabupaten Mamuju diminta untuk melakukan perbaikan dan percepatan proses pendataanya. Terkait penggunaan dapur umum di posko pengungsian yang dinilai semakin berkurang supportnya, Idris menyatakan pemerintah akan mengambil kebijakan memperkuat dapur mandiri di pengungsian. "Dengan kebijakan itu tidak lagi menggunakan dapur umum yang selama ini dikelolah oleh berbagai pihak, yang saat ini supportnya semakin berkurang dalam hal donasi dan lainnya,"ucapnya Dengan adanya kebijakan seperti itu, sambungnya, diharapkan mode transisi ini berjalan dengan baik, transisi yang serba pemerintah dan transisi ke arah kemandirian warga yang berada di pengungsian, maupun di sejumlah tempat yang memang harus dibantu oleh pemerintah. Sementara itu, berbicara mengenai percepatan turunnya dana stimulan perbaikan rumah, Idris menegaskan dalam hal tersebut dibutuhkan kerjasama dan sikap kooperatif antara pemerintah desa, lingkungan dan masyarakatnya agar dana itu cepat turun. "Tidak ada jalan lain kecuali kooperatif, semakin lama tidak ada kerjasama maka selamanya dana itu akan lambat, padahal pemerintah saat ini semangat mendorong percepatan,"pungkasnya. (mhy/kominfo)

Kominfo Sulbar-- Dalam rangka percepatan rehabilitasi rekonstruksi rumah rusak akibat gempa bumi, Dinas PUPR Sulbar bekerjasama Tim Universitas Andalas menggelar Pelatihan Training of Trainers (ToT) Assessment / Validator, Senin 1 Maret 2021. Berlangsung di Kantor Dinas PUPR Sulbar, Pelatihan bertujuan memberikan pemahaman secara komprehensif kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat rehabilitasi rekontruksi rumah masyarakat yang terdampak gempa. Kepala Dinas PUPR Sulbar, Muh. Aksan menyampaikan terimakasih kepada Universitas Andalas bersama timnya karena menfasilitas pelatihan dalam membantu mempermudah proses rekontruksi pembangunan perumahan akibat gempa bumi di Sulbar. "Alhamdulillah kita di bantu serta difasilitasi oleh Universitas Andalas, untuk itu kita berharap ini adalah langka awal untuk membangun sinergitas dalam mencapai target apa saja yang akan kita kerjakan melalui pelatihan ini,"ucap Aksan Melalui kesempatan itu, Aksan juga menyampaikan harapan Gubernur Sulbar agar proses rekontruksi perumahan secepatnya dilaksanakan, sehingga tidak ada lagi warga yang masih mengungsi sebelum masuk bulan Ramadhan. Untuk itu menurutnya dibutuhkan kolaborasi agar mempermudah pengerjaannya. "Kalau kita lihat tingkat kerusakan rumah yang hampir 20 ribu unit ini, memang membutuhkan suatu kerja sama antara berbagai pihak. Jadi tidak bisa kita saja sebagai ASN yang bisa menyelesaikan masalah ini"ujarnya Menanggapi hal itu, Staf Ahli Bidang Perencanaan, Pengembangan kerjasama Universitas Andalas, M. Nasir Sonni menyatakan pihaknya akan berusaha secepatnya melaksanakan proses rekonstruksi agar pengungsi sudah bisa masuk ke rumah masing-masing. "Untuk mensukseskan hal tersebut, seluruh komponen harus bersama-sama bersinergi dan yang akan terlibat langsung yaitu Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman , BPBD, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Kominfo dan Dinas Catatan Sipil,"pungkasnya (tawin)

Kominfo Sulbar -- Ketua TP PKK Sulbar, Ny. Andi Ruskati Ali Baal menyerahkan bantuan sembako untuk para pengungsi korban bencana pasca gempa bumi Mamuju dan Majene, Selasa 2 Maret 2021. Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di dua titik lokasi yang ada di kabupaten Mamuju, yakni pengungsi lorong Tanggul Dusun Simbuang, Kelurahan Karema sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) dan pengungsi lorong di Jalan Tuna, Dusun Kasiwa, Kelurahan Binanga, sebanyak 85 KK. Ketua TP. PKK Sulbar, Ny. Andi Ruskati Ali Baal, menyampaikan rasa berduka atas bencana gempa yang telah melanda kabupaten Mamuju dan Majene. "Semoga dari musibah ini kita semua dapat diberikan kesabaran dan ketabahan serta mengambil hikmah dari kejadian yang telah berlalu ini,"ucap Andi Ruskati Disampaikan, kehadiran segenap jajaran pengurus TP. PKK Sulbar di tempat tersebut untuk menyerahkan bantuan, sekaligus menyambung tali silaturahmi. "Mohon jangan dinilai dari bentuk bantuannya, tapi lihatlah seberapa pedulinya kami terhadap semua warga yang terdampak bencana. Semoga apa yang kami lakukan pada hari ini dapat menjadi ibadah di hadapan Allah SWT,"tutur Andi Ruskati yang juga anggota DPR RI Komisi IX Andi Ruskati juga menyampaikan permohonan maafnya dikarenakan dirinya baru dapat menyambangi warga korban pengungsi pasca gempa 15 Januari lalu. Melalui kesempatan itu, Andi Ruskati mengingatkan para pengungsi untuk tetap menjaga kesehatan selama berada di pengungsian dengan menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari penyakit Covid-19. Selain itu, juga menyarankan bagi para korban yang masih bertahan di pengungsian yang rumahnya masih layak huni, agar bisa kembali dan tetap beraktivitas sebagaimana mestinya. Terkait bantuan stimulan perbaikan rumah, Andi Ruskati menekankan hal itu harus melalui pendataan untuk tiga kategori, yakni rusak ringan, sedang dan berat. (Ayu)

Kominfo Sulbar— Dalam rangka percepatan penanganan bencana gempa bumi Majene , Mamuju, Sulbar, dilakukan Rapat Monitoring dan Evaluasi Terpadu Bersama Tim Satgas Transisi Darurat ke Pemulihan Pasca Gempa Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulbar di Aula Kodim Mamuju, Selasa 2 Maret 2021. Rapat juga menghadirkan Asisten Deputi dan Manajemen Pasca Bencana dari Kementrian Kordinator PMK. Wakil Gubernur Sulbar, Enny Anggraeni Anwar yang hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan, Sulbar mengalami berbagai macam permasalahan . Tim Satgas Transisi mencatat , hingga saat ini masih tersisa kurang lebih ada 17 ribu pengungsi yang ada di Kabupaten Mamuju, sementara di Kabupaten Majene masih ada sekitar lima ribuan, dengan demikian masih tersisa sekitar 22 ribuan pengungsi. " Selain Majene dan Mamuju yang terdampak gempa, ada juga beberapa desa yang terdampak seperti Kabupaten Mamasa, Polman dan Mamuju Tengah," kata Enny. Ia juga mengatakan, Sulbar saat ini masih menghadapi pandemi covid-19 . Pasca gempa bumi, kasus covid-19 melonjak sampai 10O persen. Disebutkan, sebelum gempa terjadi covid-19 di Sulbar, hanya sekitar 2 ribu dan pasca gempa sudah hampir 5 ribu lebih. “Kami agak kesulitan mendeteksi covid-19 pada saat pasca gempa ini. Ada beberapa permasalahan yang saya hadapi dan saya lihat sendiri di masyarakat bahwa, di pasca gempa ini di pengungsian kurangnya sosialisasi masalah covid dan kami ingin melakukan pengetesan rapid gen dibeberapa pengungsian. Tetapi, begitu mereka tau mau dirapid mereka kosongkan semua pengungsian dan ini lah yang terjadi," ujar Enny. Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, hingga saat ini, dicatat masih ada tujuh titik pengungsian yang dikelola secara langsung oleh Satgas. Dan jumlah pengungsi yang ada masih tergolong besar. Bukan hanya Mamuju dan Majene yang terdampak tetapi, di Mamasa juga ada kurang lebih 594 rumah yang terdampak dengan berbagai spesifikasinya berat, sedang, maupun ringan. "Pemprov Sulbar berterima kasih atas segala perhatian yang diberikan oleh pemerintah pusat terhadap Sulbar pada pasca gempa.…

Kominfo Sulbar-- Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar melantik 269 pejabat fungsional lingkup Pemprov Sulbar di Pelataran Rumah Jabatan Gubernur Sulbar, Selasa 2 Maret 2021. Pelaksanaan pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan berbeda dari sebelumnya. Hal itu dikarenakan kegiatan tersebut berlangsung di Pelataran Rumah Jabatan Gubernur Sulbar akibat gedung utama Kantor Gubernur Sulbar rusak berat dampak dari gempa bumi pada 15 Januari 2021 lalu. Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar pada kesempatan itu menekankan, bahwa pejabat fungsional sebagai pelaksana teknis fungsional pada instansi pemerintah memiliki peran yang penting bagi jalannya pemerintahan. Sebagai pejabat fungsional, sambung Ali Baal, harus mampu melaksanakan tugas yang bersifat mandiri dalam melaksanakan tugas profesi sesuai dengan jenjang jabatan pada level keterampilan dan keahlian, dengan butir kegiatan yang sangat jelas sebagaimana tercantum dalam Permenpan masing-masing jabatan fungsional. "Melalui kesempatan ini, saya mengajak kepada kita semua untuk senantiasa bekerja dengan baik, jadilah pelayan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,"kata Ali Baal Kepada kepala OPD, Ali Baal berharap dapat memperhatikan pengembangan kompetensi pejabat fungsional dengan mengikutsertakan dalam Diklat Pengembangan ASN dan uji kompetensi untuk kenaikan jenjang jabatan, dengan angka kredit yang cukup digunakan untuk kenaikan pangkat dan kenaikan jenjang jabatan fungsional. Sehubungan hal itu, Ali Baal menginstruksikan para kepala OPD untuk memberi dukungan kepada pejabat fungsional di masing-masing bidang. "Berikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga angka kredit dapat dikumpulkan,"imbaunya Hadir dalam kegiatan tersebut, para pimpinan OPD lingkup Pemprov Sulbar serta undangan lainnya.(farid)

Aktivitas dapur umum Dinas Sosial Pemprov Subar masih terus berlangsung. Mulai kemarin, nasi bungkus yang disediakan, jumlahnya sudah berkurang dari sebelumnya. Jika sejak hari pertama pasca gempa, dapur umum yang dimotori tim Tagana atau Taruna Siaga Bencana binaan Dinsos Sulbar, memproduksi 4 ribu nasi bungkus perhari. Dua ribu bungkus masing masing untuk makan siang dan malam di dua titik. Yakni, di titik pengungsi Jalur Dua dan Stadion Manakarra. Mulai kemarin, Minggu 28 Februari 2021, nasi bungkus yang disalurkan menurun menjadi menjadi 2.600 bungkus. 1.300 bungkus untuk makan siang dan 1.300 untuk makan malam. "Setiap hari, baik di masa tanggap darurat maupun transisi darurat dapur umum tetap eksis bekerja. Kalau produksi nasi bungkus kami kurangi, itu karena jumlah pengungsi sudah berkurang" ujar Andi Bau Akram, Kepala Dinas Sosial Sulbar. Dapur umum Dinsos Sulbar, sambung Bau Akram, sesuai hasul koordinasi antara Pemprov dan pemkab Majene, dapur umum Dinsos Sulbar hanya melayani pengungsi di Kabupaten Mamuju. Di Kabupaten Majene, dapur umum ditangani Tim Tagana Dinsos Kabupaten Mejene. Untuk di Majene, Pemprov Sulbar hanya memberi dukungan berupa bantuan logistik bahan baku. Andi Bau Akram menambahkan, dapur umum untuk melayani pengungsi juga didirikan oleh masyarakat secara mandiri dan juga oleh kelompok relawan. Kegiatan di dapur umum baik di Mamuju maupun Majene mendapat bantuan personil dari Tim Tagana beberapa provinsi. "Apresisasi dan terima kasih banyak kepada para relawan yang telah banyak membantu kami di dapur umum, juga kepada tim tagana Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. " ucap Bau Akram. (Farid/Bagian Data, Informasi dan Humas, Pos Komando Transisi Darurat)

Kominfo Sulbar-- Untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi di Kabupaten Mamuju, Pemprov Sulbar melalui Dinas Sosial Sulbar bersama Tagana tetap eksis melakukan aktivitas di dapur umum mulai dari masa tanggap darurat dilanjutkan dengan masa transisi pemulihan hingga saat ini. "Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial Sulbar bersama para relawan Tagana Sulbar terus menunjukkan eksistensi dalam pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi yang berada di posko -posko pengungsian,"kata Andi Bau Akram, Kepala Dinas Sosial Sulbar, Senin 1 Maret 2021 Disampaikan, jumlah pengungsi hingga saat ini telah mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Sulbar khususnya di Kabupaten Mamuju mulai bangkit dari keterpurukan pasca gempa bumi yang melanda Sulbar. Meski demikian, kata Bau Akram, sebagai Kepala Dinas Sosial Sulbar bersama Relawan Tagana terus memberikan pelayanan kebutuhan dasar bagi warga masyarakat hingga benar- benar mandiri dan kembali beraktifitas di rumah masing-masing. Bau Akram menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada relawan Tagana di berbagai provinsi yaitu Sulsel, Sulteng, Sultra dan Sulut, serta para relawan lainnya yang telah banyak memberikan bantuan di dapur umum di beberapa tempat di dua kabupaten yakni Mamuju dan Majene. "Terima kasih banyak kepada para relawan yang telah banyak membantu kami di dapur umum, begitu juga para relawan MJO yang telah berperan aktif di pengungsian Mamuju dan Majene yang membantu di bidang phisiko sosial atau trauma healing,"ujarnya. (farid/ Bidang Data Informasi dan Humas)

Kominfo Sulbar--Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar melakukan kunjungn di Desa Kabiraan , Kecamatan Ulumanda, Minggu, 28 Februari 2021. Dalam kunjungannya ke titik terdampak gempa , Gubernur Sulbar menyerahkan bantuan Di Desa Kabiraan berupa logistik sebanyak 124 paket, 27 paket lain serta 100 ribu bibit kopi. Sebelum tiba di lokasi kunjungan, dihari yang sama rombongan Pemprov Sulbar juga menyalurkan bantuan di sejumlah titik terdampak gempa yang dilewati, yakni Tapalang sebanyak 75 paket, Kantor Kecamatan Malunda sebanyak 50 paket dan Bukit Tinggi sebanyak 39 Paket. Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar mengatakan, pasca gempa bumi yang melanda Sulbar baru-baru ini, mengakibatkan kerusakan segala infrastruktur yang juga menimbulkan korban meninggal dunia. "Di awal pasca gempa, saya selaku kepala daerah ingin bertindak cepat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat termasuk di Desa Kabiraan, namun terdapat beberapa kendala salah satunya longsor,"ucap Ali Baal Melalui kesempatan itu, Ali Baal menyampaikan apresiasi yang besar kepada para relawan, TNI dan Polri yang hingga saat ini masih terus membantu masyarakat Sulbar dan bahu-membahu bersama pemerintah daerah bersama-sama menghadapi berbagai permasalahan yang ada pasca gempa bumi dengan harapan Sulbar dapat bangkit kembali. Bupati Majene, Lukman, menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan Pemprov Sulbar yang ketiga kalinya tersebut yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sulbar. Disampaikan, satu hari pasca terjadinya gempa bumi Pemkab Majene langsung membuka posko induk yang berada di Bukit Tinggi dan penanganan pertama yang diberikan oleh pemerintah ialah memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, baik dari segi makanan maupun kebutuhan air minum. Sedangkan, sambung Lukman, bantuan terakhir yang diberikan Pemkab Majene kepada masyarakat yakni menyiapkan 1000 tenda ditambah tenda dari provinsi sebanyak 1000 tenda. "2000 kebutuhan tenda telah tersalurkan, disamping itu juga terdapat bantuan dari luar daerah. Selain itu Pemkab Majene juga membantu 100 ton beras,"bebernya Kepala Desa Kabiraan, Baharuddin menyampaikan, terdapat lima dusun di Desa Kabiraan yang kerusakannya tingkat parah…

Menindaklanjuti permintaan relokasi kampung atau pemukiman warga di Kabupaten Majene yang terdampak gempa. Pemprov Sulbar dan Pemkab Majene menggelar pertemuan di Rujab Sekprov Sulbar, Sabtu 27 Februari 2021. Membahas langkah langkah terkait kebijakan relokasi. Diantaranya, soal mekanisme pemberian bantuan dan skema pembiayaan. Termasuk tentang pembebasan lahan. Satgas Bencana Kementerian PUPR dari Dirjen Cipta Karya juga hadir. Komandan Satgas Transisi Darurat, M Idris DP mengatakan, relokasi perkampungan ini merupakan bagian dari upaya penanganan bencana. Dari sisi menyikapi kemungkinan resiko resiko lanjutan yang bisa terjadi. "Soal pembebasan lahan, akan menjadi tanggungjawab Pemkab Majene. Kecuali Desa Kabiraan yang pembiayaannya sharing pemkab dan pemrov. Karena Desa Kabiraan direncanakan akan menjadi pilot projek Desa Tangguh Bencana" ungkapnya. Sedikitnya ada 15 kampung di dua Kecamatan yakni, Malunda dan Ulumanda yang diidentifikasi meminta relokasi. Memperhatikan saran dan pandangan peserta rapat, terutama dari aspek teknis dan juga kajian geologi. Rapat menyepakati, kampung yang bakal direlokasi berkurang menjadi 10 kampung. "Jumlahnya masih memungkinkan berkurang. Tapi yang jelas tempat tempat relokasi akan dibuat menjadi kampung yang lebih layak huni dibanding tempat sebelumnya. Antara lain dilihat dari sanitasi, ketersediaan air, keamanan lingkungan dan kerawanan bencana" sebut M Idris DP. Ia menambahakan, salah satu syarat titik relokasi adalah memiliki lahan atau tempat berkumpul orang banyak jika dikemudian hari terjadi bencana. "Pihak Kementerian PUPR juga telah menyatakan kesediaan untuk mendukung, membantu membuat satu desain kampung yang tahan gempa" tutup M. Idris DP. (***)