31 Mei 2024

Tim Pelaksana Laboratorium Agens Hayati BPTPH Sulbar Identifikasi Sampel Serangga Kepik Hitam

 

Mamuju--Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Tim Pelaksana Laboratorium Agens Hayati UPTD BPTPH Sulbar melakukan identifikasi terhadap sampel serangga kepik hitam, Selasa, 28 Mei 2024.

 

Sampel serangga kepik hitam diperoleh dari hasil Eksplorasi Laboratorium Agens Hayati (berbasis ramah lingkungan) UPTD BPTPH di Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulbar, sejak Februari 2024 pada pertanaman Padi. Sampel serangga terinfeksi yang ditemukan dari hasil Eksplorasi telah melalui beberapa tahapan, yaitu proses isolasi, pemurnian isolat, hingga identifikasi.

 

Berdasarkan hasil identifikasi, sampel serangga kepik hitam ternyata terinfeksi cendawan atau jamur Beauveria Bassiana.

 

Beauveria Bassiana merupakan jenis cendawan entomopatogen yagg dapat menimbulkan penyakit pada tubuh serangga hama. Cendawan ini dapat menginfeksi semua stadia serangga (telur sampai imago). Cendawan ini menginfeksi tubuh serangga dengan adanya tekanan masuknya hifa pada jaringan serangga serta peran mikotoksin beauvericin, bassionalide, dan oosporein, yang dihasilkan aksi kombinasi ketiganya akan mempercepat matinya serangga. 

 

Gejala awal yang terlihat pada serangga hama yang terinfeksi Beauveria Bassiana yaitu serangga menjadi lemah, kepekaan dan aktivitas makan menjadi berkurang sehingga pada akhirnya serangga akan mati. Bila kondisi lingkungan cukup lembab, maka pada permukaan tubuh akan ditumbuhi misselium cendawan yang berwarna putih sehingga menutupi tubuh serangga hama. 

 

Setelah identifikasi, langkah selanjutnya akan dilakukan perbanyakan isolat murni, uji keefektifan skala laboratorium, hingga perbanyakan di media beras untuk menghasilkan produk APH spesifik lokasi Sulbar yang dapat diaplikasikan di pertanaman. 

 

Kepala UPTD BPTPH Hasdiq Ramadhan mengatakan, Agens pengendali hayati spesifik lokasi, mempunyai efektifitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan isolat dari daerah lain.

 

Sementara itu, Kepala Dinas TPHP Sulbar, Syamsul Ma’rif, mengatakan kegiatan itu sangat bagus karena dapat menekan populasi patogen (hama/penyakit) dengan cara melepaskan musuh alami parasit atau patogen dari hama tersebut.

 

“Dengan begitu keberadaannya dapat dikendalikan dan dihambat perkembangbiakannya, namun tidak dimusnahkan,” kata Syamsul Ma’rif, saat dikonfirmasi Rabu 29 Mei 2024.

 

Penulis : Dinas TPHP Sulbar

Editor : humassulbar

Read 764 times
(0 votes)