20 Mei 2024

Upaya Mitigasi Perubahan Iklim, DLH Sulbar Sosialisasikan Peningkatan Tutupan Vegetasi di Desa Aralle Utara

 

Mamasa--Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan kegiatan Sosialisasi Peningkatan Tutupan Vegetasi dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim di Desa Aralle Utara, Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, Jumat 17 Mei 2024. 

 

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala DLH Sulbar Zulkifli Manggazali, Kabid. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Alexander Bontong, Kabid. Persampahan, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Afdal Mahyuddin, serta Sekretaris dan Masyarakat Desa Aralle Utara.

 

Mitigasi perubahan iklim adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sebagai bentuk upaya penanggulangan dampak perubahan iklim. Salah satu upaya mitigasi yaitu peningkatan tutupan vegetasi untuk menangkap karbon yang berada di atmosfir.

 

Kepala DLH Sulbar, Zulkifli Manggazali mengemukakan, tutupan lahan Sulbar cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian/perkebunan dan alih fungsi lahan menjadi pemukiman penduduk, pembukaan hutan di daerah hulu.

 

“Hal ini dapat mengakibatkan erosi, banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, perlunya kegiatan untuk meningkatkan tutupan vegetasi,” tegas Zulkifli.

 

Disampaikan, kegiatan peningkatan tutupan vegetasi dengan tanaman produktif bertujuan untuk meningkatkan tutupan lahan pada daerah terdegradasi menjadi bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan (bernilai ekonomis), kayu, menyerap karbon, menghasilkan air bersih dan peningkatan keanekaragaman hayati serta dapat mencegah banjir dan tanah longsor.

 

Zulkifli menjelaskan, perubahan penggunaan lahan miring dari vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah. Akibat degradasi oleh erosi ini dapat dirasakan dengan semakin menurunnya tutupan vegetasi. 

 

“Praktek penebangan dan perusakan hutan (deforesterisasi) merupakan penyebab utama terjadinya erosi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS),” ungkapnya.

 

Dia berharap, masyarakat tidak membuka lahan pada daerah kemiringan/curam untuk ditanami tanaman pertanian jangka pendek, seperti jagung, nilam atau padi lading.

 

“Tanaman ini memiliki perakaran yang dangkal sehingga tidak mampu mengikat tanah dan menyimpan air yang dapat mengakibatkan erosi, banjir dan tanah longsor,” kata Zulkifli.

 

Penanaman tanaman produktif diharapkan dapat bernilai ekonomis dan perakarannya yang dalam mampu mencegah erosi, banjir dan tanah longsor.

 

Penulis : DLH Sulbar

Editor : humassulbar

Read 155 times
(0 votes)