01 Mar 2024

Disbun Sulbar Terima Kunjungan Tim Monev KSB Direktorat Perbenihan dan Pemulia Tanaman Puslitkoka Jember

 

MAMUJU--Dinas Perkebunan Sulawesi Barat (Sulbar) menerima kunjungan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kebun Sumber Benih (KSB) Direktorat Perbenihan, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian dan Pemulia Tanaman Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember, Kamis 29 Februari 2024.

 

Kunjungan Tim Monev KSB Direktorat Perbenihan Dirjen Perkebunan dan Pemulia Tanaman Puslitkoka Jember di Kantor Dinas Perkebunan Sulbar tersebut disambut baik Kepala Dinas Perkebunan Sulbar Herdin Ismail.

 

Kunjungan itu merupakan rangkaian Monev KSB yang ada di Sulbar, yaitu di Kabupaten Polewali Mandar, Majene, Mamuju dan Mamuju Tengah yang berlangsung pada 26 Februari hingga 01 Maret 2024.

 

Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Herdin Ismail optimis Sulbar memiliki potensi untuk menyediakan dan memenuhi kebutuhan benih di wilayah Sulbar, khususnya benih batang atas (entres). 

 

Olehnya itu, Herdin menekankan, perlu dilakukan langkah-langkah konkret dalam mewujudkan hal tersebut. Salah satunya dengan melakukan evaluasi kelayakan KSB yang ada. 

 

"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi teknis dan administrasi terhadap keberlanjutan status kebun entres kakao tersebut, dimana saat ini statusnya sebagai Kebun Entres Kakao yang telah ditetapkan melalui SK Menteri Pertanian," kata Herdin.

 

Dalam kunjungan itu, Pemulia Tanaman Puslitkoka Jember, Bayu Setiawan menyampaikan, pengembangan KSB perlu sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, perlu juga pemetaan yang jelas agar kebutuhan sumber benih cukup tersedia dalam memenuhi kebutuhan produsen benih. 

 

“Potensi KSB di Sulbar, potensi luasan lahan peremajaan dan perluasan lahan kakao harus ada datanya, harus ada justifikasi yang jelas untuk perencanaan pembangunan KSB,” ujar Bayu.

 

Sementara itu, Kepala Bidang Perbenihan dan Produksi Dinas Perkebunan Sulbar, Muliadi menyampaikan, Dinas Perkebunan Sulbar mendorong terbangunnya Kebun Induk Kakao sebagai sumber benih asal biji/F1 (sekaligus sebagai batang bawah pada benih kakao sambung pucuk). 

 

Muliadi mengungkapkan, saat ini sumber benih asal biji kakao didatangkan dari Puslitkoka dan PT. Haspam di Jember. Namun, sering terkendala jumlah ketersediaan, waktu pengiriman dan biaya. 

 

"Oleh karena itu, sebagai provinsi urutan ke-4 nasional dalam luasan kakao, seharusnya Sulbar masuk dalam pemetaan nasional sebagai pengembangan Kebun Induk Kakao yang akan memenuhi kebutuhan sumber benih kakao asal biji khususnya Sulbar dan Regional Sulawesi pada umumnya," ucapnya.

 

Ia menambahkan, pihaknya telah menyampaikan data dan fakta terkait potensi, animo dan permasalahan perkakaoan.

 

"Kami di Sulbar dengan harapan agar Tim Monev dari Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian dan Puslitkoka dapat memberikan rekomendasi sebagai solusi sinergitas antara pusat dan daerah dalam pengembangan kakao di Sulbar,” ujarnya. (rls)

Read 210 times
(0 votes)