15 Mei 2024

Pengenalan Hama dan Penyakit Tanaman Unggulan Perkebunan di Sulbar Seri ke 6, OPT Arthona dan Busuk Pucuk Kelapa

 

Mamuju - Pengenalan Hama dan Penyakit Tanaman Unggulan Perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar) kembali dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Sulbar, Selasa, 14 Mei 2024. Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap pekan.

 

Melalui Bidang Perlindungan, kali ini Pengenalan Hama dan Penyakit Tanaman Unggulan Perkebunan di Sulbar ini memasuki Seri ke 6. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring), di pusatkan di Ruang Rapat Disbun Sulbar dan dibuka oleh Sekretaris Disbun Sulbar, A. St. Kamaliah, mewakili Kadisbun Sulbar, Herdin Ismail. 

 

Kegiatan ini dihadiri Kepala Bidang Perlindungan Disbun Sulbar Hartati Pawelloi dan diikuti oleh Staf Disbun Sulbar, Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Kabupaten se-Sulbar, Pembantu Lapang Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (PLP-TKP) Sulbar, Regu Pengendali OPT Perkebunan se-Sulbar serta undangan lainnya.

 

Pada Seri ke 6 ini, materi diisi oleh Risqan Abdillah Gali dan Hasriani Nurainun Hasbi, yang merupakan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Tanaman Perkebunan Disbun Sulbar. Materi yang dibawakan adalah OPT yang menyerang tanaman kelapa, yaitu Arthona dan Busuk Pucuk Kelapa.

 

Sebelum memasuki pemaparan materi, dilakukan pre-test untuk mengetahui sejauhmana pemahaman dasar peserta terkait tema yang akan dibawakan dan di akhir acara akan dilakukan post-test untuk mengukur keberhasilan peserta dalam menerima materi yang disampaikan.

 

Pada sesi pemaparan materi, terlebih dahulu disampaikan pengenalan Hama Arthona dan Busu Pucuk Kelapa secara umum, kemudian menyampaikan terkait gejala serangan dan kerugian yang dapat ditimbulkan serta cara pengendalian hama tersebut, seperti pengendalian hayati, mekanis, kultur teknis dan kimiawi.

 

Selanjutnya, dilakukan diskusi oleh seluruh peserta kegiatan, mulai dari bagaimana cara pencegahan yang paling efektif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir serangan OPT ini, serta peserta ikut memberikan pengalaman yang didapatkan seputar materi yang dibawakan oleh pemateri di wilayah kerja masing-masing.

 

Hama Arthona adalah genus jamur yang dapat menyerang tanaman kelapa. Jamur dalam genus ini cenderung menyerang daun dan batang tanaman kelapa. Gejala serangan hama Arthona termasuk munculnya bintik-bintik kecil pada daun kelapa yang kemudian berkembang menjadi bercak-bercak coklat gelap. Serangan yang parah dapat menyebabkan daun menjadi kering dan mati. Serangan hama Arthona dapat mengurangi produksi kelapa dengan menghambat proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman. 

 

Pengendalian hama Arthona dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode seperti penggunaan insektisida, pemangkasan daun yang terinfeksi, pemeliharaan kebersihan kebun, dan penggunaan predator alami.

 

Sedangkan, Busuk Pucuk Kelapa merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai patogen seperti jamur, bakteri, dan virus. Penyakit ini menyerang pucuk-pucuk muda kelapa. Gejala serangan busuk pucuk kelapa termasuk pucuk-pucuk muda kelapa yang membusuk dan menjadi lunak. Pertumbuhan pucuk terhambat, dan seringkali terjadi perubahan warna menjadi coklat. Serangan Busuk Pucuk Kelapa dapat mengakibatkan gagalnya pertumbuhan pohon kelapa dan penurunan produksi buah kelapa. Pengendalian Busuk Pucuk Kelapa dapat dilakukan dengan cara memotong dan membuang pucuk-pucuk yang terinfeksi, menjaga kelembaban dan kebersihan di sekitar pohon kelapa, menggunakan agensia hayati seperti nematoda pembunuh serangga, serta penyemprotan fungisida atau insektisida yang sesuai.

 

Di tempat terpisah, Kadisbun Sulbar Herdin Ismail mengatakan, dengan dilakukannya kegiatan rutin itu diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan seluruh peserta kegiatan dan dapat diaplikasikan di wilayah kerja masing-masing.

 

Disampaikan, melalui inisiatif tersebut pihaknya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran petani terhadap ancaman hama dan penyakit yang dapat mengganggu produksi tanaman unggulan perkebunan.

 

Herdin menuturkan, pada Seri ke 6 akan menyoroti strategi pencegahan, pengenalan gejala, dan langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan untuk melindungi tanaman dan meningkatkan hasil panen. 

 

“Dengan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan para pemangku kepentingan, kami yakin Seri ke 6 ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi keberlanjutan sektor perkebunan di Sulbar,” ucapnya.

 

Penulis : Disbun Sulbar

Editor : humassulbar

Read 951 times
(0 votes)