25 Mar 2024

Dorong Penerapan Konsumsi Pangan, TP PKK Sulbar Kolaborasi Distapang Gelar Konsumsi Pangan B2SA

 

POLMAN -- Dalam upaya mendorong penerapan konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui TP PKK Provinsi Sulawesi Barat bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan promosi konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di lokus Stunting, Desa Galung Tuluk Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar, Senin 25 Maret 2024.

 

Pj Ketua TP PKK Ny. Ninuk Triyanti Zudan mengatakan dalam sambutannya, Memasuki era digital atau era industri 4.0 saat ini turut mempengaruhi dinamika konsumsi pangan masyarakat.

 

Pengaruh globalisasi dan perdagangan pangan menurut Ninuk, berdampak pada perubahan pola konsumsi ke arah peningkatan konsumsi makanan jadi, serta peningkatan ketersediaan pangan olahan siap saji, yang umumnya berasal dari impor. Seperti meningkatnya ketersediaan aneka olahan pangan dari Korea, Jepang, Arab, dan wilayah lainnya mendorong perubahan pola konsumsi pangan penduduk pada produk pangan jadi.

 

"Situasi ini menjadi tantangan besar bagi kita semua untuk menjawab perkembangan zaman dalam mewujudkan konsumsi pangan masyarakat menuju konsumsi pangan B2SA." ungkap Nunik

 

Ia juga mengatakan, berbagai program yang diusung oleh Pokja III, TP PKK Provinsi Sulawesi Barat, yang berupaya untuk mendorong konsumsi pangan masyarakat ke arah beragam, bergizi seimbang, dan aman. Pertama, melalui penyediaan pangan yang beragam di tingkat rumah tangga dengan kegiatan Kawasan Pangan Lestari (P2L). Kedua, dengan penerapan konsumsi pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) berbahan baku lokal yang bernilai ekonomi, Ketiga, promosi dan sosialisasi konsumsi pangan B2SA melalui Gerakan Diversifikasi Pangan dan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL), serta penanganan keamanan dan mutu pangan melalui PSAT.

 

"Sebagai unsur dasar dalam upaya pemberdayaan masyarakat tidak akan lepas dari pemberdayaan keluarga. Karena keluarga, merupakan unit terkecil dalam kehidupan  masyarakat. Keluarga juga merupakan unsur pokok dan penopang dalam pemberdayaan keluarga yang bermuara pada pemberdayaan masyarakat." jelasnya

 

Nunik juga menambahkan, upaya pemberdayaan keluarga, yang telah dilakukan secara mandiri maupun yang telah dilakukan oleh Tim Penggerak PKK ditingkat Kecamatan dan Desa, telah mampu menyentuh setiap individu anggota keluarga, baik orang tua sebagai pengelola kehidupan, maupun anak-anak sebagai penerus masa depan keluarga dan masa depan bangsa.

 

"Tentunya perlu kita sadari bersama bahwa Gerakan PKK di wilayah kita, selama ini telah ikut andil dalam membantu memberdayakan keluarga dalam upaya mencapai kesejahteraan keluarga." tutup Ninuk

 

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar, Abdul Waris Bestari mengatakan , kolaborasi seperti ini harus di masifkan karena berbicara soal penanganan stunting dan kekurangan gizi pada anak, itu cakupannya tidak hanya berada pada Dinas Kesehatan, Ketahanan pangan dan Tim penggerak PKK saja, tapi semua elemen harus turut serta, baik itu di tingkat kecamatan dan Desanya maupun di dalam keluarga itu sendiri.

 

Waris juga membeberkan, bahwa dalam regulasi petunjuk teknis Dana Desa 20 persen itu adalah dana untuk ketahananan pangan dan gizi yang bisa digunakan untuk penanganan stunting.

 

"Ini artinya tanpa bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten saya kira penanganan stunting bisa diselesaikan." tegas Waris (rls)

Read 234 times
(0 votes)