12 Apr 2021

Ali Baal Dorong Pengelola Anggaran Percepatan Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar menghadiri Diseminasi Kondisi Fiskal dan Ekonomi Sulbar Tahun 2020, serta Triwulan I Tahun 2021 secara virtual dari Resto Hotel Ratih Polman, Senin 12 April 2021.

"Kondisi Tahun 2021 bagi Sulbar akan jauh lebih menantang. Disaat wilayah lain dan nasional mulai mengalami pemulihan ekonomi, Sulbar masih harus menghadapi tantangan akibat dampak gempa bumi serta masih adanya pandemi covid 19,"kata Ali Baal Masdar Gubernur Sulbar dalam sambutannya

Ali Baal mengemukakan, pemulihan ekonomi Sulbar pada Tahun 2021 salah satunya bertumpu pada akselerasi belanja pemerintah baik APBN maupun APBD, sehingga percepatan pelaksanaan program dan kegiatan harus segera dilakukan.

"Untuk itu, saya mendorong agar seluruh pengelola anggaran segera mempercepat pelaksanaan program dan kegiatan agar realisasi belanja semakin meningkat,"imbau Ali Baal

Disampaikan, APBD merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Sulbar. Pagu dan Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2020 secara nominal mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2019. 

"Penurunan Pagu disebabkan hadirnya covid-19 sehingga sumber-sumber pendapatan dalam APBD mengalami penurunan cukup signifikan,"ucap Ali Baal

Lebih lanjut, Ali Baal menyampaikan, secara nominal, realisai total pendapatan APBD lingkup Sulbar tahun 2020 turun sebesar Rp.216 miliar. 

"Hal ini disebabkan oleh pendapatan transfer yang mengalami penurunan sebesar Rp. 470 miliar, sedangkan realisasi pendapatan asli daerah meningkat 28 persen.

Sementara itu, realisasi belanja dan transfer Tahun 2020 sebesar Rp.7,69 triliun, turun jika dibandingkan dengan Tahun 2019. Penurunan terjadi pada semua komponen belanja kecuali belanja tidak terduga yang justru naik sebesar Rp.200 miliar. 

"2020 menjadi tahun yang sangat menantang dari sisi pengelolaan APBD. Sumber-sumber pendapatan yang mengalami penurunan diiringi dengan upaya penanganan dampak pandemi yang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Hal ini menyebabkan Pemda harus bekerja keras untuk mengelola anggaran yang tersedia,"pungkas Ali Baal

Salah satu yang paling berdampak pada belanja APBD, kata Ali Baal, adalah meningkatnya belanja tidak terduga untuk penanganan dampak pandemi di tiga sektor, yakni kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi. 

"Belanja tidak terduga di Tahun 2019 hanya dialokasikan Rp.23 miliar, meningkat lebih dari 12 kali lipat di Tahun 2020 menjadi 294 miliar,"bebernya

Ali Baal juga menyampaikan, mengenai pelaksanaan APBN 2020, Ia mengatakan, tercatat bahwa pendapatan negara dari sektor perpajakan turun sebesar Rp. 44,53 miliar. Demikian juga dengan pendapatan dari non perpajakan yang mengalami penurunan sebesar Rp.3 miliar 

"Penurunan pendapatan negara sebesar Rp.129,25 miliar menyebabkan masih terjadinya defisit anggaran,"ucap Ali Baal

Ali Baal menyatakan, dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, upaya akselerasi kegiatan pembangunan masih membutuhkan dukungan alokasi anggaran yang sebesar dari APBN, sehingga harus disikapi dengan kebijakan defisit anggaran. 

"Laju pertumbuhan ekonomi nasional Tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup dalam dari tahun sebelumnya menjadi minus 2,07 persen. Jika dibandingkan dengan nasional, pertumbuhan ekonomi Sulbar bahkan turun lebih dalam, yakni minus 2,42 persen,"kata Ali Baal

Sementara itu, realisasi belanja wajib wilayah Sulbar untuk fungsi pendidikan sebesar Rp.565 miliar, sedangkan untuk fungsi kesehatan sebesar Rp.69 miliar dari total realisasi belanja. (mhy)

 

 

 

 

Read 618 times
(0 votes)