09 Mar 2024

Disbun Sulbar Hadiri Bimtek Kementan RI, Tambah Pemahaman Strategi Penanganan OPT Kelapa Efektif dan Berkelanjutan

 

BOGOR- Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Sulawesi Barat (Sulbar) Herdin Ismail telah menugaskan Staf Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Tanaman Perkebunan Bidang Perlindungan Disbun Sulbar Azhary Bahar, untuk menghadiri Bimbingan Teknis (Bimtek), dengan tema “Peningkatan Kapabilitas Penanganan OPT Tanaman Kelapa” bertempat di Hotel Salak The Heritage, Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan tersebut berlangsung Selasa-Jumat, (27 Februari- 1 Maret 2024).

 

Bimtek tersebut diselenggarakan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI).

 

Azhary Bahar menjelaskan, pelaksanaan bimtek itu dibagi dua sesi, yaitu sesi pertama diisi beberapa materi di dalam ruangan dari 27-28 Februari 2024 dan sesi kedua yaitu kunjungan lapangan ke Kebun Penelitian PPKS Unit Bogor 29 Februari 2024. 

 

"Sesi pertama dilakukan untuk mempertajam atau mereview kembali pemahaman-pemahaman terkait penanganan OPT tanaman kelapa yang telah dimiliki oleh peserta serta menambah pemahaman-pemahaman baru seputar tanaman kelapa," kata Azhary, saat ditemui di Kantor Disbun Sulbar usai mengikuti bimtek, Senin 4 Maret 2024.

 

Sesi kedua, lanjut Azhary, yaitu kunjungan lapangan dilaksanakan untuk mengaplikasikan materi-materi yang telah diberikan pada sesi sebelumnya dengan tepat.

 

Lebih lanjut, Dia menjelaskan, pada sesi pertama, terdapat empat pemateri yang mengisi acara tersebut, mulai dari peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hingga peneliti-peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). 

 

"Pemateri pertama, yaitu Ismail Maskromo merupakan Peneliti dan Pemulia Tanaman Kelapa dari BRIN. Materi yang dibawakan terkait implementasi Good Agricultural Practices (GAP) pada proses penanganan tanaman kelapa. Pemateri selanjutnya adalah Agus Susanto. Ia merupakan Peneliti Ahli Utama dari PPKS. Materi yang dibawakan terkait hama dan penyakit pada tanaman kelapa secara umum. Setelahnya meteri dibawakan secara berurutan oleh Ciptadi Achmad Yusup dan Deden Dewantara dengan materi teknologi pengamatan dan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kelapa. Mereka merupakan Peneliti Kelti Proteksi Tanaman pada PPKS," beber Azhary.

 

Untuk sesi ketiga, sambungnya, adalah kunjungan lapangan dan mengikuti praktikum lapangan di Kebun Percobaan PPKS Unit Bogor. Kegiatan di lokasi itu diawali dengan laboratory tour di laboratorium kultur jaringan kelapa kopyor. Kegiatan selanjutnya adalah pengarahan terkait praktikum pengamatan, dan pengamatan dilakukan di dua lokasi, yaitu Kebun TBM dan Kebun TM (aklimatisasi). Setelah dilakukan pengamatan, pada jam ke-2 dilakukan pemaparan terkait hasil temuan selama pengamatan pada dua lokasi itu.

 

Hari terakhir, Jumat 1 Maret 2024 sebelum penutupan kegiatan terlebih dahulu dilakukan post-test. Kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana progress pendalaman materi oleh peserta. Bimtek ini sangat bermanfaat untuk penerapan GAP yang lebih baik pada komoditas kelapa oleh seluruh pihak yang terkait.

 

Sementara itu, Kepala Disbun Sulbar, Herdin Ismail mengatakan, peserta bimtek khususnya dari Disbun Sulbar diharapkan dapat menambah pemahamannya tentang strategi penanganan OPT kelapa yang efektif dan berkelanjutan.

 

Menurut Herdin, pelaksanaan bimtek tersebut dapat menjadi landasan kuat bagi para petani dan stakeholder terkait. 

 

"Sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kelapa, serta memperkuat ketahanan pangan nasional," ujarnya.

 

Ia menambahkan, semakin banyak pihak yang terlibat dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari bimtek itu, semakin besar pula dampak positifnya terhadap ketahanan pangan dan pengembangan sektor perkebunan kelapa di seluruh wilayah, termasuk Sulbar. 

 

Sebelumnya pada pembukaan bimtek, Direktur Perlindungan Ditjenbun Kementan RI, Hendratmojo Bagus Hudoro menekankan pentingnya bimtek tersebut guna meningkatkan kemampuan dalam menjalankan tugas perlindungan dan tugas lain sebagai POPT, terutama pada komoditas kelapa, seperti serangan hama kumbang tanduk, kumbang janur, belalang, dan lain-lain, serta dampak perubahan iklim yang makin memperparah serangan OPT. (rls)

Read 303 times
(0 votes)