Secara sektoral, terdapat tiga sektor menjadi penyangga utama perekonomian Sulbar, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sekitar 40 persen. Dari total keseluruhan kontribusi ini, disumbangkan utamanya komoditas kelapa sawit atau CPO.
Hal tersebut dikemukakan, Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar saat membuka Kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Sulbar Semester I Tahun 2021, secara virtual dari Rujab Wakil Gubernur Sulbar, Selasa 6 Juli 2021.
"Potensi di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan perlu di explore lebih jauh, sehingga perekonomian Sulbar tidak hanya tergantung pada komoditas CPO,"kata Enny
Enny mengungkapkan, dari sisi sektor pertanian Pemprov Sulbar terus mendorong mengembangkan komoditas unggulan daerah, diantaranya kopi dan coklat.
"Komoditas ini sudah menembus pasar ekspor, yakni coklat telah menembus Pasar Swedia dan Jepang, sementara kopi Mamasa telah dikenal Dunia Internasional,"beber Enny
Di sisi lain, lanjut Enny, sektor perikanan juga memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini didukung luas laut Sulbar yang mencapai 22 ribu kilometer persegi, dengan potensi perikanan tangkap mencapai 1,02 juta ton pertahun.
"Meski demikian, pemanfaatan potensi tersebut baru sekitar 64 ribu ton. Kondisi ini menjadi fokus kita bersama bagaimana mengelola dan mengoptimalkan potensi itu menjadi salah satu sumber ekonomi baru, disamping sumber ekonomi lainnya,"ucapnya
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulbar, Budi Sudaryono mengatakan, tantangan dalam pemulihan ekonomi Sulbar sangat besar di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda dan musibah gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene pada 15 Januari 2021, yang terdapak pada pertumbuhan ekonomi di Triwulan I tahun 2021, yakni Sulbar mengalami kontraksi sebesar 1,20 persen (y-on-y).
"Segala tantangan yang ada, kami optimis pada Triwulan II tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Sulbar di perkirakan akan tumbuh positif melalui pelaksanaan vaksinasi Covid-19, pemulihan pasca gempa, momentum hari besar keagamaan nasional, serta ada faktor-faktor lain yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sulbar,"ucap Budi
Budi mengatakan, pemulihan ekonomi Sulbar didukung dari jasa keuangan, seperti Perbankan. Realisasi yang disalurkan sampai Mei 2021 tercatat 13,05 triliun atau tumbuh sebesar 7,72 persen (y-on-y), meningkat dibandingkan Triwulan I tahun 2021 sebesar 4,49 persen (y-on-y).
"Kondisi ini, mencerminkan bahwa masyarakat maupun dunia usaha memanfaatkan fasilitas pembiayaan, didorong oleh stimulus yang diberikan oleh pemerintah maupun BI,"kata Budi
Ia menambahkan, dari sisi inflasi dampak musibah gempa masih mengalir infasi Sulbar pada Triwulan II tahun 2021 sebesar 3,95 persen (y-on-y) dengan komoditas yaitu ikan segar.
"Dorongan pengembangan perikanan terutama ketersediaan pasokan merupakan tugas bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID dalam upaya mengendalikan inflasi daerah. Pengembangan sektor tersebut dapat menjadi sumber perkonomian baru bagi Sulbar,"tambahnya (ian)