Dalam rangka implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) Pemerintah Sulawesi Barat pada aspek administrasi online menggelar rapat pembahasan penggunaan aplikasi si Maya sekaligus pendataan admin Tata Usaha setiap OPD Lingkup Sulbar, yang dipimpin oleh Sekprov Sulbar, Muhammad Idris dan dihadiri oleh para asisten I, II III dan pimpinan OPD Lingkup Sulbar yang dilaksanakan dilantai II kantor gubernur pada Kamis, 2 Januari 2020.
Pada kesempatan tersebut, , sekprov Sulbar, Muhammad Idris mengatakan bahwa aplikasi si maya ini seharusnya 1 januari sudah dapat diterapkan. Namun berhubung dengan hari libur maka baru star pada 2 Januari 2020 ini. Sehingga kita ingin momentum tanggal 2 Januari 2020, yang merupakan hari pertama berkantor untuk bersama-sama membangun maindset untuk melakukan perubahan. Setelah melakukan koordinasi bersama gubernur dan informasi dari kadis kominfo, maka kita berkomitmen 2020 ini kita akan membangun menset dipemerintahan Sulbar dengan mencoba dengan familier sosialisasi E Goverment.
"mari kita membangun komitmen bersama untuk satu komitmen melakukan perubahan perbaikan internal yang lebih baik dan saya yakin dimulai dilevel pimpinan .Oleh karena itu pertemuan rapat ini bersama pimpinan OPD untuk membahas satu isu yakni Digitalisasi. Salah satu visi Gubernur itu adalah pemerintahn yang moderen, yang intinya bagaimana kita membangun tata kelola pemerintahan berbasis sistem digital dan sistem itu harus didukung semua stakholder ,"ujar Idris.
Idris juga menjelaskan, aplikasi simaya versi 5 merupakan keharusan dan tidak ada pilihan, semua harus kita hadapi dan model lama akan kita tinggalkan. Cara-cara kerja pola lama akan kita tinggalkan dan akan ditingkatkan dengan digitalisasi. Dari sekian banyak program ditahun 2020 ini, kita berkomitmen untuk memastikan program strategis pemerintah ini untuk digitalisasi bisa dijalankan . Pintu masuknya adalah simaya versi 5 yang insyallah setelah kita mengusai simaya versi 5 kita akan beranjak kedepan beradaptasi aplikasi simaya versi 6. Dengan melihat hasil paparan dari kadis kominfo, saya membutuhkan percepatan dari 42 OPD. Pasalnya apa yang disampaikan kadis Kominfo, hanya beberapa saja opd yang belajar tentang simaya dan hasil presentasenya hanya baru 50 persen. Padahal sejak bulan Juli 2019 kita sudah sampaikan, tentang kesiapan OPD untuk menjemput aplikasi ini, karena sangat dibutuhkan percepatan untuk pemerintah sulbar.
Bukan hanya pimpinan kadis saja, akan tetapi gubernur, wagub dan para asisten juga akan bersentuhan langsung dengan aplikasi simaya.Oleh karena itu dibutuhkan waktu untuk pimpinan belajar aplikasi simaya versi 5. "Paling lama februari kita sudah full menggunakan aplikasi si maya dan diharapkan januari semua fokus untuk mempelajarinya agar bisa berselancar di bulan februari dengan SPBE untuk simaya versi 5.
Dengan adanya pertemuan ini, kita manfaatkan untuk belajar dan bangun komitmen bersama. Sehingga kedepan sistem pola lama tidak lagi kita gunakan.
Selain itu, Idris juga menghimbau agar tata nakah dinas persuratan dapat dirapikan, sebelum masuk di aplikasi simaya, supaya tata naskah dapat disamakan. Pasalnya saat ini semua berbeda beda, masih variatif, modelnya dan font-font dan cara-cara menyusunnya pun masih perlu diperbaiki. Ditahun 2020 tata naskah dapat diperbaiki dan dirapikan, sehingga kedepan semua model persuratan bisa sama, baik segi fontnya dan modelnya, walaupun itu dianggap masalah kecil tetapi sebenarnya, menurut saya itu adalah masalah besar.
Memasuki 2020 dengan komitmen digitalisasi, kita ingin membuat pemerintahn di Sulbar ini berada pada kondisi pemerintahan yang mempraktekkan E Goverment dan dibutuhkan totalitas untuk mempraktekkan e Goverment dan harus ada komitmen menjalankan. Jika ada OPD yang tidak serius dalam komitmen maka menjadi catatatan dan akan dilaporkn ke gubernur untuk dievaluasi.
" Dengan target 1 bulan OPD sudah harus bisa mengaplikasikannya dan memulainya dibulan februari, semua sudah star menggunakan full teknologi untuk persuratan SPBE dipemerintahan. OPD sudah masuk diarena penggunaan masif teknologi. SPBE memiliki orientasi admnistrasi berbentuk persuratan yang dimulai di internal lingkup pemprov Sulbar. Semua OPD tidak lagi melakukan melakukan manual dengan print kertas dan membawa ke sekda untuk ditandatangani. Tetapi nantinya dengan SPBE akan ada efisiensi. Sehingga berikutnya kita akan mengurangi sistem pengadaan kertas untuk bekerja dan itu point dari penggunan aplikasi internet dan sistem IT ini akan ada evaluasi setiap tahunnya, tegas Idris.
Sementara itu, Kadis Kominfo Persandian dan Statistik Sulbar, Safaruddin menyampaikan tentang sejauh mana penggunaan aplikasi Si Maya yang sudah harus bisa diaplikasi ditahun 2020 di lingkup Pemprov Sulbar. Dimana sesuai dengan harapan gubernur,wakil dan sekda tentang teknologi untuk persuratan dengan sistem SPBE dipemerintahan. Dengan adanya rapat bersama sekda tentunya menjadi pendorong agar aplikasi yang berbasis internet dapat segera diterapkan dijajaran lingkup Pemprov Sulbar.
Dijelaskan Safar, pelatihan bimtek si Maya sudah diperkenalkan sejak 2019 serta digelar pelatihan dikominfo untuk OPD lingkup pemrov sulbar. Bahkan dinas kominfo bersama tim bidang layanan E Goverment telah membuka ruang belajar baik di level pimpinan OPD dan admin. Sehingga apa yang saya sampaikan pada rapat ini, terkait dengan perkembangan aplikasi si maya di OPD ditahun 2019 yang selanjutnya akan kita dengar arahan dari sekda dan para asisten.
Safar memaparkan tentang presentase peserta bimtek si maya di opd yang belum maksimal.Ini dapat dilihat pada pencapaian dimana eselon I baru mencapai 1 persen,eselon III, 9 persen, eselon IV, 30 persen dan staf, 53 persen serta non ASN 7 persen. Ini perlu kita perhatikan mengingat persentase pencapian, bahwa masih ada OPD yang belum maksimal dalam mengikuti pelatihan. Padahal sejak 2019 dinas kominfo Sulbar telah melakukan pelatihan beberapa kali, bahkan membuka ruang belajar oleh tim kominfo bidang layanan E Goverment. Sehingga untuk lancarnya penggunaan aplikasi simaya, dibutuhkan keseriusan dan dukungan di jajaran pimpinan.
Walaupun diakui Safar masih ada kendala didalamnya yakni pengguna belum mengerti sepenuhnya tentang penggunan si Maya dan aplikasi si maya terasa lambat, belum ada notifikasi surat, penandatanganan dokumen secara mandiri belum dapat terlaksana dan kurangnya awarenes dari pengguna bisa menyebabkan mandegnya proses persuratan. Namun semua Kendala yang dihadapi menjadi PR buat kami untuk melakukan pembenahan dan perbaikan.
Dilanjutkan, Safar , SPBE juga duatur oleh UU nomor 95 tahun 2018 dan sesuai dengan arahan pimpinan, baik pusat maupun daerah. Aplikasi si maya ini dalam rangka mempercepet birograsi dalam persuratan di pemerintahan. Sehingga diawal tahun 2020 ini kita menggelar rapat bersama sekda dan pimpinn OPD untuk memberikan arahan serta akun kepada semua OPD dan kembali diingatkan apa yang selama ini telah diajarkan kiranya dapat di terapkan 2020 ini.
Disampaikan Safar, tentang masih kurangnya personil tidak menjadikan OPD untuk tidak bisa belajar tentang aplikasi simaya versi 5. Dengan membagi tiga tim untuk membackup semua OPD bahkan sampai tingkat PTT kita harapkan bisa membantu menerapkan ini. Dengan harapan bahwa OPD dapat belajar mengaplikasikan si Maya dan kedepan dapat menghemat efisiensi waktu dan jarak sesuai yang disampaikan sekda, aplikasi ini dapat menghemat kertas begitupun waktu. Kita akan meninggalkan pola lama yakni persuratan manual, kedepan dengan aplikasi ini akan menghemat kertas dan waktu.