Mamuju --Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat terus memperkuat upaya pengendalian stunting dan penanggulangan kemiskinan ekstrem di Desa Babana, Kecamatan Budong-Budong, yang ditetapkan sebagai lokus Pasti Padu. Salah satu fokus utama adalah mendorong peningkatan penimbangan balita di posyandu.
Terdapat 14 posyandu aktif di Desa Babana. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa dari 724 balita, hanya 245 anak (33,84%) yang telah ditimbang, sementara 479 balita lainnya belum. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.
Muh Saleh, Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dalam diskusi lintas sektor menegaskan bahwa posyandu adalah ujung tombak pengendalian stunting. “Ini tantangan serius yang harus kita jawab bersama. Kader posyandu perlu diperkuat agar tumbuh kembang balita di Babana benar-benar terpantau dengan baik,” ujarnya.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor. Menurutnya, program Pasti Padu yang digagas Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, dan Wakil Gubernur, Salim S. Mengga, merupakan inovasi strategis dalam menjawab isu nasional stunting sekaligus kemiskinan ekstrem. “Babana menjadi salah satu lokus penting. Dengan penguatan posyandu, kita ingin memastikan generasi muda Sulawesi Barat tumbuh sehat, unggul, dan berkarakter,” jelasnya.
Adapun beberapa langkah nyata yang telah dilakukan di Desa Babana meliputi Penyebaran informasi jadwal posyandu kepada masyarakat sebelum hari pelaksanaan, Pelatihan kader posyandu, dengan 28 kader dari total 70 yang telah menerima pembekalan teknis, Penguatan koordinasi bersama camat, kepala desa, PKK, kepala dusun, dan PLKB untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, Penyediaan sarana pendukung di posyandu, seperti tenda dan kursi, agar masyarakat lebih nyaman saat menunggu pelayanan.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan capaian penimbangan balita di Desa Babana dapat meningkat signifikan. (Rls)