29 Jul 2017

Mentri Agama Apresiasi Budaya Sayyang Pattuqdu Masih Terjaga



Mentri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin bersama Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag RI, Trisna Willy Lukman Hakim Saifuddin bertandang di Kabupaten Mamuju pada Selasa, 25 Juli 2017. Kedatangannya tersebut untuk menghadiri Festival Budaya Islami yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Mamuju, di Anjungan Pantai Manakarra.

Di momen festival tersebut, Lukman Hakim menyaksikan pertunjukan Sayyang Pattuqdu atau Kuda Menari. Bahkan, ia sempat menungganginya dari pelataran d’Maleo Hotel sampai Anjungan Pantai Manakarra. Berdasarkan penyampaian Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Hj. Enny Angraeni Anwar pertunjukan Sayyang Pattuqdu merupakan tradisi yang sering dirangkaikan dengan kegiatan khatam Al-Quran.

“khatam Al-Quran dengan sayyang pattuqdu ini sebuah tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya, biasanya digelar saat momentum Maulid Nabi.” Terang Enny.

Mentri Agama, Lukman Hakim mengapresiasi tradisi Sayyang Pattuqdu yang masih terjaga tersebut. Ini disampaikan saat sambutan di Festival Budaya Islami. Menurutnya, penting untuk menjaga, memelihara, dan merawat tradisi warisan leluhur. Namun, sebagai generasi penerus, Lukman menyampaikan untuk tetap berkreasi, berinofasi dan melahirkan karya-karya yang lebih bermanfaat.

Sehubungan dengan budaya yang masih terjaga, Lukman mengingatkan bahwa agama Islam hadir di Nusantara karena budaya. Dan terbukti di Sulawesi Barat masih terjaga momentum khatam al-quran yang menyatu dengan Sayyang Pattuqdu.

“Mengapa melalui budaya nilai-nilai agama itu disebarluaskan, sekali lagi karena inilah bukti kearifan, bukti kealiman ulama-ulama terdahulu. Mereka menggunakan rasa dalam menebarkan nilai-nilai agama dan sejarah membuktikan bahwa agama, niai-nilai kebajikan itu tidak hanya semata bisa mampu untuk dijaga melalui kekuatan nalar atau logika saja tapi seringkali budaya bagaimana olah rasa itu lebih dikembangkan. Inilah tantangannya bagi kita sekarang bagaimana tradisi yang baik-baik ini tetap mampu kita jaga, kita pelihara.” Terangnya.

Oleh karena itu, Lukman berpesan, rasa perlu dilibatkan dalam beragama, tidak hanya semata sepengetahuan saja, tapi juga bagaimana agama yang hakekatnya untuk menebarkan rahmat bagi alam semesta, betul-betul mampu menjaga, melindungi, menghormati dan menghargai harkat derajat sesama umat manusia, meskipun berbeda. Sebab menurutnya, perbedaan itu sendiri merupakan kehendak sang pencipta

Read 952 times
(0 votes)