17 Des 2019

Idris: Massossor Manurung Sebagai Ritual Membanggakan Bagi Sulbar

Kominfo Sulbar -- Sekprov Sulbar Muhammad Idris, bersama Ketua TP. PKK Sulbar Ny. Andi Ruskati Ali Baal dan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sulbar Ny. Kartini Hanafi Idris, mengahadiri acara Ritual Adat Massossor Manurung ( Pencucian Benda Pusaka Kerajaan Mamuju), yang berlangsung di pelataran Kompleks Rumah Adat Mamuju, Selasa 17 Desember 2019. Ritual Adat Massossor Manurung merupakan salah satu rangkaian acara perhelatan Festival Maradika Mamuju (FMM) 2019, yang diselenggarakan Pemkab Mamuju bekerjasama dengan Lembaga Adat Kerajaan Mamuju.

Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, ritual adat massossor manurung sebagai suatu kegiatan yang membanggakan bagi masyarakat Sulbar, khususnya Mamuju.
"Alhamdulillah kegiatan hari ini cukup meriah dan membanggakan bagi kita semua orang Sulbar, khususnya masyarakat Mamuju,"ucap Idris.

Idris menuturkan, penyelenggaraan ritual adat massossor manurung, dapat pula dikatakan suatu kegiatan yang tergolong sangat langka dan unik, sebab di dalamnya dapat mempertemukan dua Kelompok Kerajaan yang eksis di nusantara, yakni Forum Silaturrahmi Keraton Nusantara (FSKN) dan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN).

"Menurut saya sulit kita mempertemukan dua kelompok kerajaan, dan Alhamdulillah melalui perhelatan ini keduanya dapat menjadi satu."Idris menambahkan
Idris berharap, kegiatan itu dapat diinformasikan kepada masyarakat di nusantara melalui media, baik cetak maupun elektronik, agar ke depan mereka dapat hadir di Mamuju untuk menyaksikan langsung ritual tersebut.

"Kita berharap kegiatan ini dapat dimediakan, sebab merupakan salah satu modal besar kita untuk mendorong bagaimana warga di nusantara ini bisa melihat lebih dekat ritual adat yang luar biasa ini," lanjut Idris
Bupati Mamuju Habsi Wahid mengatakan, prosesi ritual adat massossor manurung suatu gambaran hubungan yang kuat dari dua kerajaan nusantara, yakni Mamuju dan Badung Bali di masa lampau.

"Dari ke dua kerajaan ini, melahirkan manurung sebagai bukti sejarah kekuatan hubungan antara dua kerajaan tersebut."ungkap Habsi

Habsi menyatakan, kekuatan hubungan itu akan terus dipelihara dan kembangkan pada aspek-aspek yang lain, khususnya dalam mendorong kemajuan daerah dan seluruh bidang pembangunan yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama antar daerah.

"Hal ini dilakukan untuk menciptakan daya tarik daerah dan mendorong kemajuan, salah satunya adalah sektor pariwisata dan kebudayaan."ucap Habsi
Terkait kehadiran FSKN dan MAKN dalam kegiatan itu, Habsi menuturkan, hal itu membuktikan budaya memiliki magnet yang sangat kuat dalam membingkai keberagaman dan memunculkan nilai-nilai keluhuran untuk mengedepankan kautuhan dan semangat kebersamaan.

Habsi berharap, melalui kegiatan itu semakin mempererat kekerabatan dan rasa persaudaraan seluruh kerajaan dan keraton se-nusantara, serta menjadi perekat keberagaman budaya untuk memperkuat NKRI.
Ia menambahkan, ritual massossor manurung selama ini dilaksankan dalam satu kali dalam dua tahun, yakni pada tahun ganjil.

 

Read 1588 times Last modified on Selasa, 17 Desember 2019 16:53
(0 votes)