Print this page
20 Mar 2024

DTPHP Siap Kawal Panen Raya Jagung di Sulawesi Barat

 

Mamuju -- Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Sulawesi Barat siap mengawal jalannya panen raya jagung di wilayah Sulbar tahun ini dan mendukung peniadaan kebijakan impor. Hal itu juga sejalan dengan arahan Pj Gubernur Sulbar, Prof Zudan Arif Fakrulloh dan Sekprov Muhammad Idris.

 

Selain itu, pihaknya telah memperkuat koordinasi dengan Bulog dan pihak terkait guna memastikan penyerapan jagung dari petani maksimal. Hal ini sebagai tindak lanjut atas arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. 

 

Kepala DTPHP Syamsul Ma’rif menguraikan, hasil paparan kabupaten penghasil jagung di Sulbar serta perkiraan hasil produksinya pada panen raya ini mencapai 87.243 Ton di enam kabupaten. 

 

Varietas komoditi jagung yang disenangi untuk di tanam oleh petani wilayah Sulbar adalah varietas Bisi dan pioneer Benih yang bermutu tinggi berasal dari varietas unggul yang merupakan faktor penentu dalam memperoleh kepastian hasil yang maksimal dalam usaha tani jagung. 

 

Serapan hasil produksi jagung untuk wilayah Sulbar adalah pada pengumpul jagung untuk diserap ke Perusahaan pakan ternak dan juga di harapkan dapat terserap oleh Bulog sebagai Perusahaan yang mengemban tugas publik dari pemerintah dengan harga Acuan sesuai yang dikeluarkan oleh Bapanas yaitu peraturan Nomor 5 tahun 2022 tentang Harga Acuan Penjualan (HAP) komoditi jagung di tingkat produsen sebesar Rp4.200 per kilogram dengan kadar air (KA) 15 persen. Sementara untuk harga acuan penjualan di tingkat konsumen ditetapkan menjadi Rp5.000 per kilogramnya. 

 

Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan DTPHP Sulbar Titiek Anas menambahkan, berdasarkan hasil koordinasinya dengan Asisten Manager Operasional Bulog Sub Divre Cabang Mamuju Bapak Kasim, bahwa sampai dengan hari ini senin 18 maret 2024 pihak Bulog cabang Mamuju belum menerima target dan spesifikasi persyaratan teknis yang di tentukan sebagai persyaratan penyerapan dari pusat untuk melakukan pembelian komoditi jagung wilayah Sulbar serta dikarenakan tidak ada Gudang khusus Bulog untuk komoditi jagung, Bulog juga berharap dapat bermitra segera apabila sudah ada target penyerapan dari pusat. Kerjasama ini diharapkan dapat segera terwujud untuk menjamin pemasaran komoditi jagung petani Sulbar.

 

Selain itu, hasil koordinasi Bidang Tanaman Pangan dengan Ketua gabungan pengusaha makanan Ternak Komda SUKA (Sulawesi dan kalimantan) bapak DR Syahrir Akil S.Pt via telefon mengatakan, Sulawesi Barat sebagai salah satu daerah potensial untuk jagung selain pulau Jawa dan Sumatera kini telah menjadi salah satu target wilayah pengembangan jagung di kawasan timur Indonesia. 

 

Jagung merupakan produk pangan strategis yang bernilai ekonomis dan berpotensi untuk dikembangkan karena posisinya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein dan sebagai bahan baku industri salah satunya untuk pakan ternak. Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan jagung terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan pakan ternak yang terus meningkat. 

 

Data Kebutuhan jagung untuk keperluan pakan ternak wilayah Sulbar sebanyak 22,085.357 Kg/Tahun, adapun jalur pemasaran jagung dari Sulawesi Barat ini ada yang jalur darat ke Makassar dan Palu serta lewat jalur laut untuk ke pulau Kalimantan. Untuk kebutuhan pakan ternak rata-rata Perusahaan pabrik pakan membutuhkan sebanyak 3.100 ton Perhari. Namun dengan persyaratan yang ketat untuk produksi Pakan Ternak yaitu Kadar air 15%, Aflatoxin 100 ppb, biji rusak 3 %, Biji Pecah 2 % serta bahan asing 2% segar dan tidak berkutu. 

 

Syahrir Akil berharap adanya perbaikan pengembangan jalur pemasaran komoditi jagung yakni pengembangan pelabuhan agar kapal besar dapat merapat untuk dapat mengirimkan dalam jumlah besar ke wilayah pulau Jawa, Kalimantan dan lainnya sehingga tidak lewat ke Makassar lagi. Hal ini tentunya dapat memangkas biaya pengiriman lebih efektif lagi agar meningkatkan pendapatan petani jagung Sulbar.

 

“Kami semua berharap Jagung hasil produksi dari petani harus bisa terserap dengan baik dan memberi keuntungan yang memuaskan bagi petani agar motivasi dalam mengembangkan produksi komoditi jagung tetap terjaga atau semakin meningkat” tutup Syamsul Ma’rif. (

 

Penulis : DPTHP 

Editor : humassulbar

Read 521 times
(0 votes)