Mamuju – Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Provinsi Sulawesi Barat, pada Senin 10 November 2025, menerima informasi Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Sulawesi Barat Periode Dasarian II November 2025 dari BMKG Wilayah IV Makassar.
Informasi ini menjadi acuan penting dalam upaya kesiapsiagaan dan mitigasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Sulawesi Barat.
Berdasarkan laporan BMKG, indeks ENSO saat ini berada pada kondisi La Niña Lemah (-0,67) dan diperkirakan akan bertahan hingga awal tahun 2026. Kondisi ini berpotensi meningkatkan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Barat.
Sementara itu, Indeks IOD (Indian Ocean Dipole) berada pada status Negatif (-2,0) dan diprediksi akan bertahan hingga Desember 2025 sebelum kembali ke fase netral. Kombinasi kedua fenomena iklim global ini dapat memperkuat potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian tengah, termasuk Sulawesi Barat.
Hingga Dasarian I November 2025, dari total 14 Zona Musim (ZOM) di Sulawesi Barat, seluruh wilayah telah memasuki musim hujan, kecuali sebagian kecil wilayah di Kabupaten Majene bagian tengah (Sendana, Tammerodo Sendana bagian selatan) serta Kabupaten Polewali Mandar bagian barat (sebagian wilayah Alu dan Tubbi).
Adapun prakiraan cuaca harian untuk periode 11–20 November 2025 adalah sebagai berikut:
• 11 November 2025: Potensi hujan sedang hingga lebat nihil.
• 12 November 2025: Potensi hujan sedang hingga lebat di Kabupaten Majene (Malunda), Kabupaten Mamasa (Aralle, Tabulahan), dan Kabupaten Mamuju (Tapalang, Tapalang Barat, Simboro, Mamuju).
• 13 November 2025: Potensi hujan sedang hingga lebat di Kabupaten Mamasa (Aralle, Tabulahan) dan Kabupaten Mamuju (Tapalang, Mamuju).
• 14 November 2025: Potensi hujan sedang hingga lebat di Kabupaten Pasangkayu (Pedongga, Pasangkayu).
• 15–20 November 2025: Potensi hujan sedang hingga lebat nihil.
BMKG juga menyampaikan Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi (PDCHT) untuk periode Dasarian II November 2025 (11–20 November 2025). Informasi ini diharapkan menjadi bahan kewaspadaan bagi pemerintah daerah, instansi terkait, serta masyarakat dalam menghadapi potensi dampak ikutan seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air di wilayah rawan.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Plt. Kalaksa) BPBD Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Yasir Fattah, menegaskan bahwa informasi dari BMKG ini akan menjadi dasar bagi BPBD untuk meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan di seluruh kabupaten.
“BPBD Provinsi Sulawesi Barat terus memantau perkembangan cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG serta BPBD kabupaten dalam rangka mitigasi dini. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi rawan longsor dan banjir,” ujar Yasir Fattah.
Lanjut, ia menyampaikan bahwa langkah-langkah kesiapsiagaan ini dilakukan sesuai dengan instruksi Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, yang menekankan pentingnya antisipasi dini terhadap dampak perubahan cuaca dan peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Barat.
Naskah : BPBD Sulbar
Editor : Tim Humas Pemprov Sulbar