Print this page
11 Nov 2020

Pendidikan Di Sulbar Butuh Peningkatan Darajat Secara Nasional

 

Kominfo Sulbar— Sebagai daerah yang baru berusia 16 tahun, Sulbar tentu memiliki permasalahan dan tantangan yang tidak mudah. Pada sektor pendidikan memiliki tantangan yang jauh lebih berat, sehingga dibutuhkan upaya peningkatan derajat dan rating pendidikan secara nasional.

Hal tersebut dikemukakan Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, pada sosialisasi kesadaran bela negara lingkup pendidikan Prov. Sulbar yang digelar secara virtual oleh Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Selasa 10 November 2020.

"Kita ingin menaikkan derajat atau rating pendidikan kita secara nasional. Indeks belum cukup menggembirakan, bahkan sejumlah level sekolah nilai kelulusan kita itu dibawah standar dari hampir semua provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan pendidikan kita tidak mudah,"ucap Idris

Idris menuturkan, memajukan pendidikan di Sulbar adalah sektor yang strategis untuk mempercepat perubahan dan pembangunan di provinsi ke-33 ini.

Selain pada sektor pendidikan, lanjut Idris, Sulbar juga menghadapi permasalahan-permasalahan mengenai aksesibilitas antara wilayah di Sulbar dan konektivitasnya juga tidak terhubung dengan baik.

"Semua ini implikasinya sangat langsung dirasakan di sektor pendidikan terutama mobilisasi dan juga dorongan untuk memberikan rasa aman dan nyaman para pendidik di daerah pedalaman,"ucapnya

Idris menekankan, dengan sejumlah keterbatasan tersebut tidak mungkin bisa diatasi tanpa adanya sebuah semangat bela negara yang tinggi.

Ia menambahkan, tantangan kedepan bukan tantangan yang konvesional, namun tantangan Bangsa Indonesia sungguh sangat bertranspormatif, sehingga perlu menyiapkan diri berupaya mengembangkan metode dan cara bela negara.

Direktur Bela Negara, Jubei Levianto, juga mengatakan, di era kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi saat ini, potensi ancaman yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa semakin kompleks dan multidimensi, baik dilakukan oleh aktor negara maupun aktor non negara.

"Tentu ancaman tidak lagi bersifat konvesional tetapi lebih bersifat non konvesional atau non militer, bahkan mempengaruhi hati dan fikiran manusia secara paradikmatis sebab efek yang ditimbulkan sangat fundamental, karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,"ucap Jubei

Melalui kesempatan itu, Jubei menyampaikan, Kementerian Pertahanan RI berharap dapat terbangun karakter warga negara Indonesia yang mampu berkontribusi yang terbaik, demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia sesuai kapabilitas dalam profesi masing-masing.

“Saya berharap para dosen, guru, mahasiswa dan pelajar dapat menjadi pelajaran dalam mengaktualisasikan dan menyebar luaskan nila-nilai bela negara dilingkungannya masing-masing, baik di sekolah maupun dikampus serta masyarakat Indonesia pada umumnya,”ujarnya

Terkait pelaksanaan sosialisasi, Jubei menuturkan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk membangun dan menanamkan sikap mental dan prilaku warga negara untuk senantiasa cinta kepada tanah air, memiliki kesadaran berbangsa dan bela negara, setiap pada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela negara. (jimmi)

      

 

 

 

 

       

 

 

Read 743 times
(0 votes)